Dijelaskan pula, putranya yang bernama Harby tak sebatas ditangkap oleh tantara Israel, tetapi juga ditembak oleh mereka.
Sementara, putra dari Nidal tersebut masih bisa selamat, meski harus tetap berjuang agar bisa berjalan kembali.
“Harby sangat trauma dan ketakutan dengan pengalamannya, tetapi begitu juga anak-anak saya yang lain, dan itu telah mempengaruhi perilaku mereka,” tutur Nidal.
Berkaitan dengan itu, para pejuang hak asasi manusia juga turut angkat suara mengetahui aksi kekerasan tersebut.
“Invasi rumah dapat secara serius menghambat fungsi sehari-hari dan perkembangan emosi dan mental baik orang dewasa maupun anak-anak,” jelas mereka.
Di samping itu, dari pihak tantara Israel menyebut bahwa aksi penggrebekan yang dilakukan di rumah penduduk Palestina ini berlandaskan untuk keamanan. ***