Pada tahun 1911 seorang ahli geologi Australia pertama kali menemukan 'air terjun darah' dan para ilmuwanpun mulai melakukan penelitian untuk memecahkan teka-teki aliran berwarna merah yang mirip dengan darah tersebut.
Para ilmuwan kemudian memahami bahwa aliran berwarna merah bukanlah darah, melainkan karena kandungan zat besi yang tinggi. Hanya saja para ilmuwan baru bisa membuktikan teori cairan merah ini pada awal 2018.
Penemuan menunjukkan bahwa ada sebuah danau bawah tanah tidak jauh dari air terjun warna merah dengan kondisi airnya penuh dengan besi teroksidasi, sehingga airnya terlihat seperti darah mengalir.
- Lubang Raksasa
Di Kutub Selatan juga terdapat sebuah lubang yang lebih besar dari negara Belanda atau seluas 91.646 km² telah ditemukan di kutub selatan Antartika pada tahun 2017. Lubang-lubang ini bukanlah sesuatu yang baru di Antartika dan dikenal sebagai polynyas.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia: Prediksi Oman vs Australia, Head to Head, Tanding 1 Februari 2022
Lubang yang dibuka pada tahun 2018 merupakan lubang terbesar pertama dalam 40 tahun dan merupakan yang terbesar sejak tahun 1970-an.
National Geographic menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi ketika air hangat didorong ke permukaan dengan arus laut yang membuat lapisan es di atasnya mencair.
Ketika atmosfer Antartika bersentuhan dengan air permukaan, atmosfer tenggelam dan mendingin, lalu memanas lagi dan naik kembali ke permukaan.
- Bom Metana
Metana adalah gas rumah kaca yang lebih buruk daripada karbon dioksida dan meskipun terlihat indah saat dibekukan, metana merupakan ancaman serius bagi kehidupan umat manusia.
Saat ini sejumlah besar metana membeku dan tersembunyi di kutub selatan, tetapi jika gletser terus menyusut, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan ledakan 'bom metana'.