Ratu Elizabeth I merupakan putri dari Henry VIII dan Anne Boleyn. Saat lahir, ia menjadi calon penerus takhta Inggris.
Namun saat Elizabeth berusia dua tahun dan delapan bulan, ibunya dihukum mati pada tanggal 19 Mei 1536.
Elizabeth dinyatakan sebagai anak yang tidak sah dan tidak lagi menjadi calon penerus. Sebelas hari setelah kematian Anne Boleyn, Henry menikahi Jane Seymour, tetapi ia meninggal segera setelah melahirkan anak laki-laki yang bernama Edward pada tahun 1537.
Semenjak kelahirannya, Edward menjadi calon penerus takhta yang tak terbantahkan. Elizabeth ditempatkan di rumah tangganya dan membawa chrisom (kain baptis) saat Edward dibaptis
Baca Juga: Hasil Lazio Vs Feyenoord di Liga Europa 2022 Tadi Malam, Kemenangan Beruntun!
Saudara tirinya, Edward VI, menjadi raja hingga kematiannya pada tahun 1553, dan sebelum meninggal ia menyerahkan takhta kepada Lady Jane Grey, yang bertentangan dengan undang-undang yang berlaku saat itu dan menyingkirkan Elizabeth dan Mary.
Namun, keinginan Edward diabaikan; Mary menjadi ratu dan Lady Jane Grey dihukum mati. Pada tahun 1558, Elizabeth menggantikan saudara tirinya, walaupun sebelumnya Elizabeth dipenjara hampir selama setahun karena diduga mendukung pemberontak Protestan.
Elizabeth mencoba memerintah berdasarkan nasihat yang baik, sehingga ia sangat bergantung pada penasihat-penasihat tepercayanya yang dipimpin oleh William Cecil, Baron Burghley.
Baca Juga: Liga Inggris 2022 : Liverpool vs Wolves Disiarkan Dimana, Jam Berapa? Berikut Informasinya Disini
Salah satu tindakan pertamanya adalah mendirikan kembali gereja Protestan Inggris, dengan Elizabeth sebagai Gubernur Tertinggi (Supreme Governor).