Dolar Kembali Melemah Pada Hari Pemilihan Presiden

- 4 November 2020, 07:25 WIB
Seorang petugas money changer menunjukkan uang kertas Dolar AS dan Rupiah.
Seorang petugas money changer menunjukkan uang kertas Dolar AS dan Rupiah. /kartika mahayadnya/antaranews.com

Dolar turun 0,13 persen terhadap yen, menjadi 104,7 yen.

Greenback terangkat minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa hasil pemilu mungkin tidak pasti selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu karena peningkatan besar dalam surat suara dan kemungkinan menimbulkan gugatan hukum.

Daripada bertaruh langsung pada hasil tertentu, banyak pedagang juga berbondong-bondong ke dolar yang dianggap lebih aman, sehingga mereka berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan volatilitas saat hasil tiba.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Dinilai Angin Segar Bagi Pertanian

“Mereka yang belum melakukan hedging, tetapi yang akan merasakan sakit jika terjadi pergerakan yang kuat, harus melakukan hedging sesegera mungkin, karena semakin mahal,” ahli strategi Commerzbank Antje Praefcke menulis dalam sebuah catatan kepada para klien.

Mata uang berisiko tinggi, termasuk dolar Australia, berkinerja lebih baik, dengan Aussie melonjak 1,25 persen menjadi 0,7141 dolar AS, bahkan setelah bank sentral Australia memangkas suku bunga mendekati nol dan meningkatkan rencana pembelian obligasi.

Baca Juga: Indonesia Termasuk Jemaah Umrah Pertama Yang diterima Pemerintah Arab Saudi Setelah Pandemi

Federal Reserve AS akan mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu waktu setempat. Data Pekerjaan AS untuk Oktober juga menjadi fokus pada Jumat 6 November 2020.***

Halaman:

Editor: Nur Umar

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah