Kongres IV Persatuan Alumni GMNI, Abdy Yuhana: Bandung Episentrum Nasionalisme- Indonesia Raya

- 5 Desember 2021, 08:37 WIB
Kongres IV Persatuan Alumni GMNI, Abdy Yuhana: Bandung Episentrum Nasionalisme- Indonesia Raya
Kongres IV Persatuan Alumni GMNI, Abdy Yuhana: Bandung Episentrum Nasionalisme- Indonesia Raya /Instagram.com/@abdyyuhanaofficial

Perlu diketahui, Bung Karno menempuh kuliah di Technische Hogeschool te Bandoeng atau yang lebih dikenal sekarang ITB (Institute Teknologi Bandung)

Kemudian pada 4 Juli 1927 membentuk organisasi PNI dan di Bandung jugalah Bung Karno merumuskan suatu aliran ideologi yang disebut Marhaenisme yang diawali pertemuannya dengan seorang petani yang bernama Ki Marhaen di daerah Bandung Selatan, sebagai implementasi pisau analisa Psikologi massa selain pemahamannya tentang geopolitik.

Baca Juga: 12 Twibbon Hari Jadi Kabupaten Morowali 2021 Terkeren, Rayakan HUT Morowali ke-22 pada 5 Desember

Tidak hanya itu saja, di Bandung Bung Karno menyampaikan Pledoi (pembelaan) di hadapan sidang pengadilan yang dulu dikenal dengan Landraad. Bung Karno namakan sebagai Indonesia Menggugat.

Pledoi yang isinya perlawanan terhadap kapitalisme dan imperialisme pada zamannya tersebut menggungcang dunia.

Pasalnya, mampu membuka mata dunia internasional tentang tidak diamnya bangsa- bangsa terjajah dengan perlawanannya terhadap sistem yang diterapkan oleh penjajah yang sangat merugikan khususnya bangsa Indonesia.

Banyak hal yang bisa dieksplorasi dari berbagai macam pemikiran-pemikiran Bung Karno yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, terutama tentang Nasionalisme dalam menghadapi tantangan zaman.

Saat ini Perubahan dunia yang dikenal dengan era disrupsi akan mengiringi perjalanan bangsa Indonesia kedepan.

Seperti perkembangan informasi dan tekhnologi, bonus demografi, semakin menguatnya perang dagang dalam geopolitik internasional maupun belum selesainya Indonesia sebagai negara dalam membangun ‘rute’ mencapai tujuan bernegara.

Lebih lanjut, Pada tahun 2045 Indonesia genap memasuki usia 100 tahun. Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seperti diketahui, perubahan dunia datang setiap seratus tahun sekali.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x