Pengembangan Labuan Bajo Dari CHSE Kedepan Menuju Wisata Berbasis Teknologi Digital

13 November 2020, 12:00 WIB
Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. /twitter.com/@Kemenparekraf

UTARA TIMES - (13/11) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menetapkan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sebagai pilot project penerapan protokol kesehatan destinasi pariwisata. Hal ini bertujuan agar sektor pariwisata Indonesia dapat kembali pulih dan lebih berkualitas, setelah terdampak pandemi COVID-19.

Baca Juga: Barcelona Krisis Dana Akibat Covid-19, Lionel Messi Gaji 'Selangitnya' Dipotong 30 Persen

Sampai saat ini, di Labuan Bajo sudah ada tiga hotel yang telah memiliki sertifikasi CHSE, yaitu Hotel Inaya Bay, Ayana Komodo Resort, dan The Jayakarta Suite Komodo. Sedangkan, Pelataran Komodo Resort sedang dalam proses dan nantinya beberapa hotel dan restoran juga akan melakukan sertifikasi serupa.

Wishnutama Kusubandio dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat, mengatakan saat ini sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting untuk industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.

Baca Juga: Menggemaskan! Seperti Ini Potret Dulu dan Sekarang Anggota BTS

Menurutnya, upaya ini dilakukan agar dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan. Karena, sertifikasi ini sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan CTTI, serta Kementerian Kesehatan.

Sebelumnya, Kemenparekraf telah melaksanakan program sertifikasi CHSE gratis bagi industri pariwisata di 34 provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Nikah Langsung Dapat 3 in 1 Dokumen Oleh Disdukcapil Indramayu

Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores, Shana Fatina, menuturkan kedepan wisatawan tidak perlu khawatir untuk datang ke Labuan Bajo, karena saat ini pelaku usaha hotel dan restoran sedang dalam proses sertifikasi CHSE.

Selain mengutamakan sertifikasi CHSE, Shana menambahkan ke depan pariwisata akan menuju ke teknologi digital. Dengan memanfaatkan aplikasi Indonesia Care, wisatawan dapat mengetahui destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE atau lokasi mana saja yang merupakan zona hijau.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: ANTARA Kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler