Layanan Siaran TV Analog Dihentikan Pemerintah Mulai November 2022, Ganti TV Digital ? Berikut Penjelasannya

- 15 Maret 2021, 14:39 WIB
Ilustrasi TV Digital
Ilustrasi TV Digital /Pixabay.com/Andrés Rodríguez/

UTARA TIMES - Dalam rangka mendorong digitalisasi penyiaran, pemerintah telah menargetkan penyiaran televisi analog atau Analog Switch Off (ASO) yang akan berakhir di tanggal 2 November 2022.

Pada waktu yang bersamaan masyarakat akan menikmati layanan televisi digital secara nasional.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad Ramli mengatakan, migrasi penyiaran televisi dari analog ke digital setidaknya berdampak positif bagi Indonesia terutama pada sektor teknologi dan ekonomi.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Grammy Awards 2021 Dari Kategori Musik Pop Sampai Musik R&B

Baca Juga: Persiapkan! 9 Materi Pembekalan Kampus Mengajar, Metode Luring dan Daring

"Ini kan kalau kita lihat misalnya masyarakat menggunakan TV analog, artinya kita tidak masuk ke teknologi digital. Maka fitur-fitur, kemudian kualitas gambar itu juga menjadi sangat seperti saat ini, terbatas, tidak maksimal," ujar Dirjen PPI Kominfo sebagaimana dilansir dari laman resmi kominfo.go.id Senin, 15 Maret 2021.

Lebih lanjut Ramli mengajak kepada masyarakat untuk beralih menggunakan televisi digital dampaknya jika Indonesia sudah sepenuhnya menggunakan tentu akan menjadi sangat baik. Sehingga masyarakat perlu melihat apakah saat ini sudah bermigrasi dari analog ke digital.

Baca Juga: Soal Jabatan Presiden 3 Periode, Mantan Ketua MK Sebut 'Jebakan', Mardani Ali : Perlu ditegaskan Jokowi!

"Saya ingin mengajak masyarakat untuk mengecek, coba cek TV-nya masing-masing, lihat, sudah digital atau belum. Kalau belum, dua alternatifnya kalau punya budget tukar TV ke digital, tapi kalau tidak punya budget maka gunakan yang namanya set top box," jelasnya.

Dirjen PPI Kementerian Kominfo menjelaskan set top box merupakan suatu alat yang bisa dihubungkan ke perangkat televisi, sehingga perangkat yang analog secara otomatis beralih ke digital.

Baca Juga: Kritik Jokowi, Amien Rais Sebut Kondisi Bangsa Kini Dicengkram Mafia Akibat Keakraban Jakarta Beijing ?

"Harganya (alat set top box) di pasaran bisa 150 ribu sampai 250 ribu, tapi intinya sama dengan kalau kita beli pulsa bulanan," ujarnya.

Menurut Dirjen PPI Kementerian Kominfo, keuntungan lain dari aspek teknologi adalah terjadi penghematan yang signifikan.

"Karena kalau misalnya dulu yang namanya satu kanal itu hanya bisa digunakan oleh satu TV, Kalau di sini bisa sampai 12 TV," jelasnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 15 Maret 2021 Full Episode, Andin Curigai Elsa dan Mama Sarah

Sedangkan keuntungan dari sisi ekonomi, Dirjen PPI Kementerian Kominfo menyontohkan jika 10% broadband internet bertumbuh, akan ada dampak sekitar 1,25% untuk pertumbuhan ekonomi. 

"Ini kan sebetulnya spektakuler dan sekarang kita rasakan ketika semua orang berhenti berkegiatan seperti di mall tutup, tempat wisata tutup dan lain-lain, tapi yang namanya perdagangan online jalan terus, karena apa? Karena internet," ujarnya.

Baca Juga: Berikut Cara Mendapatkan Kode Redeem ML Senin 15 Maret 2021, Efek Recall dan Emote Menarik Menanti!

Menurut Dirjen Ramli, salah satu sektor yang tidak bisa dibatasi oleh pandemi Covid-19 adalah akses ekonomi melalui jaringan telekomunikasi. 

"Kita bisa menyaksikan sekarang begitu banyak mungkin jutaan orang yang tadinya mungkin tidak punya pekerjaan, jadi punya pekerjaan minimal jadi driver gojek. Kalau kita masih (jaringan seluler) 2G atau 3G, gak mungkin ada Gojek yang bisa beroperasi dengan fasilitas online seperti itu," tandasnya.***

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah