Pakaian baduy dalam ini unik, tidak ditemukan seperti desain busana modern pada umumnya.
Pakaian tersebut tidak terdapat kerah, kancing, dan tidak terdapat kantong baju.
Istilah dari 'sangsang' berarti 'diletakkan di badan', artinya cara memakai pakaian ini yaitu hanya dilekatkan di badan saja.
Baca Juga: Gelar 3 Sidang Tahunan MPR 2021, Parlemen Memberlakukan Prokes Ketat
Untuk melekatkan busana pada badan, pada baju tersebut terdapat lubang di bagan leher sampai dada.
Bajunya sendiri berlengan panjang, warnanya serba putih. Pakaian ini tidak dijahit dengan mesin melainkan dibuat secara manual.
Bahan dasarnya pun mesti terbuat dari kapas asli yang ditenun.
Sementara itu pakaian bawahannya adalah berupa sarung berwarna biru kehitaman, yang dililitkan pada pinggang.
Sama seperti Baduy Luar, masyarakat pedalaman Baduy pun memiliki ikat kepala sebagai pakaiannya.
Baca Juga: Sidang Tahunan MPR 2021: Naskah Lengkap Pidato Presiden Joko Widodo
Bedanya, Baduy dalam menggunakan warna putih sementara Baduy Luar menggunakan warna biru dongker bermotif batik.
Setelah ikat kepala, Baduy Dalam juga memiliki selendang yang dikenakan di leher.
Warna busana yang putih dari Baduy Dalam menandakan kehidupan mereka yang suci, belum terpengaruh budaya luar.