Sambut HUT RI ke 76 pada 17 Agustus 2021, Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar Ini Cocok Dibagikan ke Medsos

- 17 Agustus 2021, 06:00 WIB
Kumpulan puisi karya penyair Chairil Anwar. Berisi syair-syair tema kemerdekaan, menjadi bacaan jelang HUT RI ke-76.
Kumpulan puisi karya penyair Chairil Anwar. Berisi syair-syair tema kemerdekaan, menjadi bacaan jelang HUT RI ke-76. /Jurnal Soreang

UTARA TIMES - Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia atau HUT RI ke 76 pada 17 Agustus 2021 besok menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk mengenang jaman perjuangan.

Masyarakat Indonesia mengenang kembali momentum dimana para Pahlawan berjuang atas kemerdekaan pada saat itu, termasuk beberapa penyair yang memiliki karya Puisi Kemerdekaan.

Misalnya Chairil Anwar yang dikenal dengan Puisi Kemerdekaan yang kerap menggambarkan masa perjuangan saat itu.

Baca Juga: Mengaku Tak Pacaran, Pihak Larissa Chou Bongkar Bukti Perselingkuhan Alvin Faiz dan Henny Rahman

Berikut adalah beberapa kumpulan puisi karya Chairil Anwar bertema kemerdekaan yang dapat membuatmu mengenang jasa para Pahlawan saat itu.

Diponegoro

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.

Maju.
Serbu.
Serang.
terjang

Februari 1943

Baca Juga: Haha Hihi! Puisi Gus Mus Dalam Kemerdekaan HUT RI ke 76, Potret Negeri yang Lucu

Krawang-Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Baca Juga: Ohoi, Merdeka! Puisi Membara dari Gus Mus, Cocok Dibaca Saat HUT RI Ke 76

Persetujuan dengan Bung Karno

Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Dipanggang di atas apimu, digarami lautmu
Dari mulai 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api, Aku sekarang laut

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu, di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu, di uratku kapal-kapal kita betolak dan berlabuh.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x