AICIS ke 21 di Lombok, Ini Pesan Gus Men Yaqut Cholil Qoumas untuk Masa Depan Islam Ke Depan

- 21 Oktober 2022, 09:58 WIB
AICIS ke 21 di Lombok, Ini Pesan Gus Men Yaqut Cholil Qoumas Untuk Masa Depan Islam Ke Depan
AICIS ke 21 di Lombok, Ini Pesan Gus Men Yaqut Cholil Qoumas Untuk Masa Depan Islam Ke Depan /Dok. Warta Lombok/Imam Maulana Rahmatullah

UTARA TIMES- Penyelenggaran Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-21 saat ini diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Di momen perhelatan AICIS yang ke 21 ini ada pesan mendalam dari Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas mengenai Islam.  

Gus Men mendorong rekontekstualisasi Islam yang sesuai dengan konteks kekinian dan nilai-nilai kemanusiaan serta membentuk cara berpikir dan mentalitas baru umat Islam seluruh dunia.

 "Rekonstektualisasi Islam sangat penting untuk diingat dan diresonansi kembali, apalagi dunia saat ini sedang di ambang kekacauan seiring dengan adanya perang, resesi global, kelangkaan energi dan pangan, serta pertentangan antaragama dan keyakinan yang masih saja terjadi," kata Menag saat membuka AICIS ke 21, Kamis malam, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Waspada! Weton Jodoh Ketemu 29 ini diprediksi Primbon Jawa akan diterpa Kekurangan dan Kelebihan ini

 "Sebagai manusia yang dianugerahi akal, kita tentu tidak boleh hanya diam. Kita harus memilih bagian mana yang bisa kita perbantukan bagi peradaban umat manusia," kata Menag. 

Menurut Gus Men, reaktualisasi Islam merupakan tantangan karena masih kuatnya otoritas wawasan Islam klasik, bahkan ada anggapan sebagai standar ortodoksi Islam.

Misalnya, kata Menag, terkait dengan cara pandang klasik yang menempatkan non muslim sebagai musuh, sekurang-kurangnya sebagai pihak yang harus dicurigai dan diwaspadai. 

Baca Juga: Mengenal Kepribadian Ambivert Si Manusia Kombinasi Ektrovert dan Introvert

Non muslim dinyatakan tidak punya kedudukan dan hak yang setara dengan muslim di berbagai ruang publik.  

"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi akademisi, tidak hanya pada aspek pandangan keagamaan saja, tetapi juga otoritas pandangan tersebut yang nyata berpengaruh secara luas dan membentuk cara berpikir dan mentalitas umat Islam seluruh dunia," kata Menag. 

Untuk mewujudkan reaktualisasi Islam, menurut Menag, perlu bangunan strategi yang menggabungkan tiga elemen utama.

Pertama, mendorong berkembangnya wacana rekontekstualisasi Islam melalui wahana-wahana akademis dan intelektual.

Baca Juga: Logo Hari Santri Nasional 2022 Tersedia Resmi PNG, Lengkap dengan Tema 

Elemen kedua, lanjut Menag, adalah mendorong terbentuknya konsensus-konsensus di antara kekuatan-kekuatan politik global untuk mendukung upaya rekontekstualisasi Islam dan melegitimasi pandangan Islam yang sesuai konteks kekinian dan nilai-nilai kemanusiaan. 

Elemen ketiga, mendorong tumbuhnya gerakan sosial di tingkat akar rumput untuk menerima nilai-nilai kemanusiaan sebagai nilai universal yang mempersatukan seluruh umat manusia serta mengoperasionalkannya dalam kehidupan sosial budaya yang nyata. 

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh Pasangan Berdasarkan Perhitungan Neptu Weton Primbon Jawa

"Karena yang dihadapi adalah masalah global, strategi untuk mengatasinya pun harus berskala global pula," kata Menag. 

Untuk itu, Menag berharap AICIS menghasilkan peta jalan yang dapat dieksekusi dengan melibatkan para pemimpin dunia, bukan hanya pemimpin agama dan bukan hanya agama Islam saja, melainkan seluruhnya secara inklusif, termasuk para pemimpin politik, pemimpin organisasi-organisasi sosial dan pusat-pusat pendidikan, serta selebriti. 

Itulah pesan Gus Menteri Agama dalam perhelatan AICIS ke 21 di Lombok mengenai pentingnya rekontekstualisasi Islam.***  

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah