Paru-paru Dunia Terancam Hilang Akibat Pembakaran dan Karhutla

- 9 November 2020, 13:31 WIB
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan /Dok. BNBP

UTARA TIMES – Dimas Novian Hartono selaku Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Tengah, menyebut predikat hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia perlahan hilang.

Hingga sampai saat ini, pembarakan hutan secara liar masih menjadi ancaman lingkungan bagi Indonesia.

Baca Juga: Tips bagi pelamar kerja agar tidak nerves saat wawancara, Lulus mutlak

Sebagaimana diketahui kawasan hutan Kalimantan Tengah pun menjadi salah satu perhatian dari para pemerhati lingkungan, karena masih menjadi incaran para oknum pembalak liar yang tidak bertanggung jawab.

Sudah banyaknya hutan yang disalahgunakan, menyebabkan bencana alam terjadi secara bertubi-tubi di Indonesia.

Apalagi, kawasan hutan Kalimantan selama ini dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia, dengan luas lahan hutan sekitar 40,8 juta hektare.

Baca Juga: BLT BSU BPJS Kemenaker mengalami penundaan pencarian hari Senin, Kenapa? Berikut ulasannya

Selain pembalakan liar, Dimas Novian Hartono menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin memperparah kerusakan hutan.

Dampaknya, hutan tidak dapat menyerap dan menampung air ketika cuaca ekstrem seperti hujan deras melanda.

“Predikat sebagai paru-paru dunia, perlahan hilang. Belum lagi diperparah dengan karhutla yang tiap musim kemarau terjadi, memperparah kerusakan hutan,” tutur Dimas Novian Hartono pada 8 November 2020, sebagaimana dikutip Utara Times dari Pikiran-Rakyat.com kemarin.

Baca Juga: Masuk Jurang Resesi, Karyawan Swasta Berpotensi PHK massal di akhir tahun, Ini sebabnya

“Dampaknya, saat cuaca ekstrem seperti hujan deras, tidak bisa menyerap dan menampung air,” ucapnya menambahkan.

Dimas Novian Hartono mengatakan, bahkan alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan, menyebabkan lebih dari 80 persen hutan di Kalimantan Tengah mengalami kerusakan parah.

Oleh karena itu, dia pun berharap kepala daerah Kalimantan Tengah yang terpilih dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 nanti, hendaknya mengevaluasi perizinan hutan.

“Kalau bisa, stop (hentikan) sementara waktu di bidang perkebunan, karena sudah terlalu banyak beroperasi. Tujuannya untuk melindungi fungsi hutan sebagai paru-paru dunia,” tutur Dimas Novian Hartono.

Baca Juga: Secret Number Rilis Lagu Baru, Dita Karang Tuai Banyak Pujian

Sementara itu, dalam rangka ikut serta membantu penanganan bencana di sejumlah daerah, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kalimantan Tengah pun diimbau menyiapkan segala peralatan yang diperlukan.

Pembina Tagana Kalimantan Tengah Farid Wajedi pun mengimbau setiap personel di sejumlah kabupaten, agar dapat menyiapkan peralatan yang diperlukan guna membantu evakuasi warga.

“Dan sigap mendirikan dapur umum, untuk keperluan pengungsian,” ucap Farid Wajedi.

Baca Juga: Berikut kalimat berkesan yang bisa dikirim ke pasangan agar semangat jalani rutinitas hari senin

Tagana membentuk Kampung Siaga Bencana yang terdapat di 13 Kabupaten dan 1 Kota.

“Masyarakat sebagai garda terdepan, dilatih tagana terkait bagaimana cara menghadapi situasi kebencanaan,” ujar Farid Wajedi.

“Dan masyarakat dilatih membantu petugas gabungan, terhadap proses evakuasi warga di tempat terjadinya bencana alam,” tuturnya sekaligus mengahiri.***

Editor: Nur Umar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah