Baca Juga: Nama Pendiri NU Hilang dari Kamus Sejarah Indonesia, NU Circle: Kami Tersinggung dan Kecewa
Pada bulan Juni sampai Agustus, suhu di Dieng bahkan bisa mencapai titik minus dibawah 0° celcius.
Suhu ekstrim ini pun menciptakan budaya “Genenan” atau berkumpul dekat sumber api saat udara dingin.
Tradisi yang dilakukan oleh keluarga-keluarga di Dieng sejak zaman dahulu, mereka mengelilingi tunggu dan bercerita tentang berbagai hal semabari minum kopi atau teh untuk menghangatkan badan.
Akan tetapi, tradisi ini mulai ditinggalkan sejak adanya perubahan budaya masyarakat karena adanya pengaruh modernisai.
Dieng sesungguhnya adalah “Kaldera” dengan gunung Sindoro-Sumbing dan Prau sebagai tepinya.
Selain itu, terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya material vulkanik. Keadaan ini tentunya sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu.
Tercatat pada tahun 1979 Kawah Sinila erupsi, peristiwa ini memicu kawah timbang mengeluarkan gas beracun yang membunuh 149 orang warga desa Kepucukan Batur Banjarnegara.
Pada masa sekarang ini, Desa Kepucukan sudah menjadi tanah perkebunan, hanya makam-makam lama korban tragedi sinilah yang menjadi pengingat bahwa pernah ada kejadian yang mengerikan pada masa lalu di negeri para dewa ini.