Mengenal Sosok Agus Noor Dalam Kebebasannya Melalui Karya Sastra

- 29 April 2021, 08:04 WIB
Agus Noor kebebasan Melalui Karya Sastra
Agus Noor kebebasan Melalui Karya Sastra /Instagram pribadi @agosnoor_/

UTARA TIMES - Yogyakarta memiliki tempat tersendiri di hati penulis buku Barista Tanpa Nama (2018), merupakan karya dari Agus Noor.

Lingkungan yang mendorong Agus Noor untul bergaul di seniman Kota Gudeg tersebut secara tidak langsung membentuknya untuk berpikir di luar kebiasaan.

Tinggal di Yogyakarta inilah, Agus mengekspresikan dirinya melalui karya sastra salahsatunya bukunya yang berjudul Barista Tanpa Nama (2018).

Baca Juga: Terjerat kasus Terorisme Munarman Berencana Ajukan Praperadilan

Baca Juga: Heboh Babi Ngepet ditangkap Warga, Ini Penjelasan Mbah Mijan, Makhluk Jelmaan?

“Jogja itu apa-apa bisa jadi lelucon, apapun dibercandain Lelucon itu bukan sekadar lucu ya, tapi memandang suatu persoalan secara berbeda. Sesuatu yang kita anggap biasa bisa jadi menarik dari kacamata lelucon,” ujar pria lulusan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta ini.

Salin itu, Hidup dalam lingkungan seniman juga mendidiknya untuk memiliki jiwa “memberontak”, tak terkecuali kritis terhadap kebijakan-kebijakan rezim. Namun Agus sadar bahwa ada keterbatasan dalam menyampaikan kritik.

“Kita tidak boleh berkonfrontasi langsung dalam mengkritik, tapi lebih kepada menyindir". Kalau di Jawa istilahnya pasemon, begitu ya begitu tapi jangan dinyatakan begitu. Ngomongnya mlipir, tapi orang kemudian mengerti yang dimaksud,” kata penulis skrip program televisi Sentilan Sentilun ini sebagaimana dikutip Utara times dari laman indonesiakaya.com Kamis, 29 April 2021.

Baca Juga: Terupdate! Ramalan Lengkap Zodiak Aquarius, Pisces, dan Capricorn, Sisi Manusiawi Rapuh atau Tegar?

Halaman:

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: Indonesia Kaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x