UTARA TIMES – Salah satu tokoh yang ada dalam cerita lisan Jawa adalah Angling Dharma. Pertanyaannya, apakah sosok Angling Dharma itu memang benar ada?
Berikut ini informasi singkat mengenai Angling Dharma. Ia adalah raja yang pernah hidup di era kerajaan Majapahit.
Angling Dharma merupakan raja yang bisa mengerti bahasa binatang. Ia telah dikenal masyarakat Majapahit. Cerita tentangnya memiliki versi yang berbeda-beda.
Angling Dharma konon ada dan terlahir sebagai titisan Wisnu yang ke-8. Dalam mitologi Jawa, Angling Dharma bahkan dianggap selalu hidup untuk memberi kemuliaan dan kemakmuran pada orang-orang orang-orang Jawa yang masih dalam lingkup keturunannya.
Baca Juga: Ini Momen Saat Angling Dharma Menerima Ilmu Sakti dari Naga Bergola
Kehadiran Angling Dharma ini berhubungan dengan Jayabaya. Menurut Jawa kuno Jayabaya adalah titisan Wisnu yang ketujuh, sebagai Wisnu yang terakhir.
Lantas, bagaimana rahasia Jayabaya dan Angling Dharma sebagai titisan Wisnu yang dalam bentuk raga?
Jayabaya lahir lebih dahulu sementara Angling Dharma lahir sesudahnya. Namun dalam kedudukan sebagai Dewa Wisnu, Angling Dharma hadir lebih dulu daripada Prabu Jayabaya.
Arti Kata Angling Dharma
Angling Dharma berasal dari dua kata, Angling dan Dharma. Kata Angling artinya memahami dan Dharma berarti lagu atau segala macam perbuatan. Angling Dharma bisa diartikan memahami lagu.
Suatu hari Prabu Angling Dharma, raja kerajaan Malawapati itu sedang berburu. Dia memergoki istri gurunya Nagagini sedang berselingkuh dengan seekor ular tampar.
Angling Dharma pun menarik busurnya untuk membunuh ular jantan itu, namun tanpa sengaja ekor nagagini ikut terluka.
“Kurang ajar kau Angling Dharma, kau akan kuadukan kepada Kakang Naga Bergola,” seru Nagagini.
Baca Juga: Ternyata Begini Asal Usul Angling Dharma, Seorang Raja yang Bisa Mengerti Bahasa Binatang
Nagagini pun pulang dengan menyusun laporan palsu. Dia ingin agar suaminya membalas dendam kepada Angling Dharma.
Setelah mendengar laporan istrinya, Naga Bergola lalu menyusup ke dalam istana Malawapati lalu dia mendengar Angling Dharma sedang membicarakan perselingkuhan Nagagini dengan istrinya Setyawati.
Sang Naga pertapa itu pun sadar kalau istrinya yang salah Naga Bergola lalu muncul ke hadapan Angling Dharma, dia meminta maaf kepadanya sekaligus ingin segera moksa.
“Aku telah bersumpah, lebih baik mati daripada dikhianati seorang istri, aku akan laksanakan sumpahku,” kata Naga Bergola.
Sebelum Moksa, Naga Bergola mewariskan ilmu kesaktiannya Aji Gineng kepada Angling Dharma.
Ilmu itu akan membuat Angling Dharma paham bahasa binatang, Dia berpesan supaya warisannya dijaga dengan penuh rahasia.
Demikian informasi mengenai apakah Angling Dharma itu ada.***