Ditipu Penjaga Istana, Abu Nawas Melakukan ini hingga Membuatnya Dipecat Raja

- 31 Juli 2022, 15:45 WIB
Artikel Kisah Abu Nawas: Ditipu Penjaga Istana, Abu Nawas Melakukan ini hingga Membuatnya Dipecat Raja.
Artikel Kisah Abu Nawas: Ditipu Penjaga Istana, Abu Nawas Melakukan ini hingga Membuatnya Dipecat Raja. /youtube/humorsufioffcial

 

UTARA TIMES – Berikut ini uraian cerita Abu Nawas yang ditipu oleh penjaga istana raja Harun Al Rasyid.

Pada kisah ini, Abu Nawas mencoba untuk membalas perbuatan kejinya dengan cara yang cerdik.

Di suatu hari Abu Nawas mempunyai seekor burung nuri yang cantik. Tiap pagi dan sore Abu Nawas rajin memandikan burungnya.

Pada suatu ketika, Baginda Raja Harun Al Rasyid bertandang ke rumah Abu Nawas. Kedatangan Paduka raja yang tiba-tiba itu membuat Abu Nawas kaget, pasalnya di rumah Abu Nawas tidak tersedia makanan untuk menjamu sang raja.

Baca Juga: Raja Harun Al Rasyid Meminta Abu Nawas Bertelur, Ia Putar Otak dan Melakukan ini

“Tidak usah repot-repot, Abu Nawas. Saya hanya mampir sebentar. Bagaimana kabarmu, lama sekali kamu tidak ke istana,” ucap sang raja.

“Alhamdulillah, keadaan saya baik-baik saja, Paduka,” balas Abu Nawas.

Paduka Raja mengamati sekeliling rumah Abu Nawas. Saat matanya tertuju ke pojokan rumah, Paduka Raja melihat seekor burung nuri di dalam sangkar.

“Kamu sekarang memelihara burung, wahai Abu Nawas?” tanya sang raja.

“Betul sekali, Paduka yang mulia,” jawab Abu Nawas.

Sang raja kembali berkata, “Burung kamu bagus. Bulunya juga indah, saya suka sekali melihatnya. Kalau kamu berniat menjualnya jangan ditawarkan kepada orang lain, tawarkan saja kepadaku. Berapapun harganya, pasti aku akan membayarnya,”

Abu Nawas tidak menjawab. Ia hanya mengangguk. Tapi dalam hati Abu Nawas berkata, “Mana mungkin aku menjual burung yang tidak berharga ini kepada baginda,” 

Baca Juga: Berkat Kecerdikannya, Abu Nawas Terbebas dari Tudingan Penipuan dari Seorang Rentenir

Akhirnya, keesokan paginya Abu Nawas datang ke istana. Dia datang dengan membawa burung nuri yang diinginkan Baginda.

Abu Nawas tidak ingin menjualnya, dia ingin memberikan cuma-cuma kepada Baginda tapi di pintu gerbang istana dua orang pengawal menahanya.

Mereka berdua adalah kepercayaan menteri istana yang dengki kepada Abu Nawas. “Ada keperluan apa kamu datang kemari?”, tanya pengawal.

Abu Nawas menjawab, “Tempo hari Paduka Raja datang ke rumah saya dan menyukai burung saya. Oleh sebab itu saya ingin memberikan burung ini kepada Paduka Raja.

Salah seorang pengawal berkata, “Tinggalkan saja burung jelek itu di sini, biar aku yang menyerahkannya kepada Paduka Raja,” 

Abu Nawas pun menurut. Dalam situasi seperti ini ia tidak mungkin melawan, tapi suatu saat mereka pasti akan mendapatkan balasannya.

Baca Juga: Abu Nawas Ditantang Temannya untuk Memantati Raja di Istana, Begini Siasat yang Dilakukannya

Kedua pengawal itu lalu menukar burung Abu Nawas dengan burung gereja, setelah itu diserahkan kepada Paduka Raja.

“Kurang ajar, Abu Nawas!” kata sang raja dengan nada penuh emosi. Sang raja merasa terhina dengan perbuatan Abu Nawas. Burung nuri yang diharapkannya, tapi burung gereja yang dikirimkan.

Sang menteri yang dengki kepada Abu Nawas tersenyum puas melihat kinerja anak buahnya. “Kali ini engkau pasti akan kena hukuman wahai Abu Nawas,” ujarnya dalam hati.

Tanpa menunggu waktu yang lama, saat itu juga Baginda Raja mendatangi Abu Nawas. “Hai Abu Nawas, kalau kau keberatan menjual burung nuri kepadaku, aku tidak apa-apa tapi jangan kau kirim burung gereja ke istana. Itu suatu penghinaan buatku,” kecam Baginda dengan mata memerah menahan amarah.

Abu Nawas kaget mendengar perkataan Paduka Raja, padahal yang ia kirimkan adalah burung nuri, sesuai dengan keinginan sang raja.

Tapi Abu Nawas tidak mempunyai saksi untuk membuktikannya sedangkan kedua pengawal yang menghadangnya di istana adalah orang kepercayaan menteri yang dengki kepada dirinya.

Abu Nawas tidak kehilangan akal. “Begini Paduka yang mulia,” tutur Abu Nawas mencoba meredakan amarah Baginda.

“Istana Paduka telah kemasukan dua orang penyihir,”

Paduka Raja bertanya heran, “Penyihir yang mana, wahai Abu Nawas?”

“Dua orang penjaga pintu istana itulah penyihirnya. Mereka telah menyihir burung nuri menjadi burung gereja. Kalau Paduka tidak percaya, tunggulah besok di istana Paduka akan menyaksikan sendiri betapa hebatnya sihir mereka. Saya masih punya burung satu lagi untuk Paduka,”

Sang raja bertanya, “Burung Apa itu?”

“Burung pipit, Paduka yang mulia,” balas Abu Nawas.

“Burung pipit? Kamu sendiri kan tahu saya tidak suka dengan burung pipit,”

“Sebentar, sabar dulu Paduka yang mulia. Besok pagi saya akan ke istana membawa burung pipit nanti bisa disihir menjadi burung nuri oleh kedua pengawal yang menjaga pintu istana,”

Baca Juga: Benarkah Abu Nawas Bisa Membangun Istana di Atas Awan? Begini Uraian Kisahnya

Pagi-pagi sekali Abu Nawas sudah tiba di istana. Dia membawa burung pipit. Di depan gerbang, lagi-lagi Abu Nawas dicegat oleh kedua pengawal.

“Ada perlu apalagi kau di sini?” hardik si pengawal.

“Sudah kubilang, paduka Raja sedang tidak menerima tamu,” 

Abu Nawas menjawab, “Maaf kemarin aku keliru, sebenarnya ingin memberikan burung pipit ini kepada Paduka tapi aku keliru mengambilnya. Paduka Pasti marah-marah mendapat kiriman burung nuri tersebut. Semua orang tahu Baginda sangat benci dengan burung nuri. Dia pernah tersesat di hutan gara-gara burung nuri sialan itu. Maafkan aku aku telah membuat baginda marah,”

“Taruh saja di situ biar nanti aku yang akan menyerahkan kepada Paduka,” perintah pengawal istana.

Terpengaruh bujukan Abu Nawas, kedua kaki tangan sang menteri itu pun menukar burung pipit dengan burung nuri.

Setelah itu, mereka menyerahkannya kepada baginda raja. Keduanya bersukaria karena sebentar lagi Abu Nawas pasti akan mendapatkan hukuman yang berat dari sang raja.

“Paduka yang mulia, ini ada kiriman burung nuri dari Abu Nawas,” ucap salah satu pengawal.

Sang raja terperangah kaget. Ternyata benar apa yang dikatakan Abu Nawas, kedua pengawal ini bisa menyihir alias menggelapkan barang yang bukan haknya.

“Ini burung nurinya, lalu mana burung pipitnya?” sindir baginda raja yang langsung membuat wajah kedua pengawal itu pucat pasi.

Belum sempat kedua pengawal itu menjawab, sang raja langsung menghukum kedua orang tersebut dan mereka dipecat jadi pengawal istana.***

Editor: Abdul Hamid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah