Tanggapi Mahasiswa Dibanting Polisi saat Demo di Tangerang, Rocky Gerung Singgung Otoritarianisme

14 Oktober 2021, 15:50 WIB
Tanggapi Mahasiswa Dibanting Polisi saat Demo di Tangerang, Rocky Gerung Singgung Otoritarianisme /Tangkapan layar/Twitter/Instagram @rockygerung.official

UTARA TIMES – Saat ini kejadian mahasiswa dibanting polisi ketika sedang demo di Tangerang menjadi sorotan publik.

Tidak hanya di Indonesia, peristiwa mahasiswa dibanting polisi juga turut disaksikan oleh wartawan luar negeri.

Hal tersebut dapat berarti tragedi mahasiswa dibanting polisi bukan hanya disorot orang Indonesia saja, akan tetapi juga seluruh dunia.

Baca Juga: Intip Biodata Christ Laurent, Mantan Kekasih Amanda Manopo dan Pemeran Sinetron ‘Terpaksa Menikahi Tuan Muda'

Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa kejadian tersebut sebagai salah satu kemunduran bagi demokrasi Indonesia pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Bukankah Indonesia punya Pancasila tapi kenapa main banting membanting, bukankah Indonesia punya banyak tokoh pemikir dimasa kemerdekaan,” ucapnya.

“Terus mana ada ideologi negara diarahkan oleh seorang pemimpin partai, dan adanya mahasiswa dibanting itu berarti ada kemunduran terjadi di Demokrasi negara ini,” lanjut Rocky Gerung dikutip Utara Times dari YouTube Rocky Gerung Official, 14 Oktober 2021.

Baca Juga: Cara Cek Data Final KJMU Tahap 2 Tahun 2021, Info Lengkap Ada di sini

Kemudian Rocky Gerung menerangkan bahwa kejadian tersebut membuat generasi milenial bertanya-tanya mengenai apa yang sedang terjadi di Indonesia.

“Bahkan melenial yang masih kelas satu SMA dan yang baru lulus SMA, mempertanyakan kejadian ini, mereka bertanya kepada saya ini gejala apa yang terjadi di Indonesia,” kata Rocky Gerung. 

Selain itu, menurut Rocky Gerung Indonesia sedang menuju ke pemerintahan otoritarianisme karena banyak kejadian kekerasan aparat.

Rocky Gerung menjelaskan salah satu contohnya ialah kejadian yang sedang viral yaitu mahasiswa dibanting polisi ketika sedang melakukan demonstrasi.

Sementara itu, Hersubeno Arif yang sedang bersama Rocky Gerung menambahkan ketika ia mendapat studi dari Professor Amerika Bill Ideal dan Saiful Mujani.

Hasil dari studi tersebut sangat bertolak belakang dengan pernyataan Professor Singapura Kishore Mahbubani yang menobatkan Jokowi sebagai pemimpin jenius.

“Begini bung Rocky saya dapat studi yang menarik dari Professor Bill Ideal dan Saiful Mujani, Indonesia: Jokowi said line demokrasi, ini sangat bertolak belakang dengan Professor dari Singapura,” ujar Hersubeno Arif.

Pernyataan yang bertolak belakang mengenai kepimpinan Jokowi menurut Arif akan menimbulkan pemikiran pada orang-orang.

“Ini akan menimbulkan pemikiran pada orang orang, karena belum lama dapat pujian dari Professor tetangga, terus ada lagi studi dari Professor yang lebih mentereng menyatakan sebaliknya,” katanya.

Menimpali pernyataan Arif, Rocky Gerung menjelaskan bahwa kalau lun tidak ada studi dari Professor tersebut, kejadian yang saat ini viral sudah mematahkan penghargaan yang diterima Jokowi.

“Ya kalau Jokowi memang jenius, saat kejadian itu terjadi dan video beredar bahkan masuk TV. Seharusnya sedetik setelah itu dia langsung bicara didepan publik,” terangya.

“Dan memberikan pernyataan kalau saya pemimpin Indonesia sangat tidak menghendaki kejadian kekerasan dijalan. Kalau dia memang jenius,” kata Rocky Gerung.

Bahkan Rocky Gerung mengatakan banyak teman-temannya dari Amerika yang mempertanyakan kejadian mahasiswa dibanting polisi.

Terakhir Rocky Gerung berpendapat bahwa masyarakat dunia memandang iklim demokrasi Indonesia berdasarkan kejadian yang terlihat di publik.

“Kita ditonton oleh dunia, kejeniusan kita dalam demokrasi tidak diputuskan oleh seorang profesor, tapi diputuskan oleh mata dunia hari ini,” tuturnya.

“Kita menuntut agar supaya kebiadaban itu segera diakhiri,” pungkas Rocky Gerung menanggapi kejadian mahasiswa dibanting polisi ketika demo di Tangerang.***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler