Jajaran Polresta Malang Bersujud dan Meminta Maaf kepada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

10 Oktober 2022, 19:10 WIB
Jajaran Polresta Malang Bersujud dan Meminta Maaf kepada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan /Instagram/@polrestamalangkotaofficial/

UTARA TIMESJajaran Polresta Malang meminta maaf kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Dalam foto yang diunggah akun @polrestamakota tampak jajaran Polresta Malang bersujud untuk meminta maaf kepada Aremania dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan.

Aksi sujud untuk meminta maaf itu ditujukan jajaran Polresta Malang kepada keluarga Aremania yang menjadi korban tragedi yang menewaskan ratusan orang di stadion Kanjuruhan.

Selain meminta maaf kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan, sikap sujud tersebut dilakukan Polresta Malang untuk memohon ampun kepada Yang Mahakuasa.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 itu menewaskan setidaknya 127 orang, termasuk di antaranya 35 anak-anak.

Baca Juga: Kalender Hijriyah Hari Selasa, 11 Oktober 2022, Simak Selengkapnya Disini

Dalam laga yang mempertemukan Arema FC kontra Persebaya Surabaya tersebut, tuan rumah kalah 3-2.

Peristiwa berdarah itu terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata kepada suporter, baik yang turun ke lapangan maupun yang berada di tribun.

Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober silam.

Baca Juga: Terbaru! Gempa Terkini Aceh Singkil Hari ini 10 Oktober 2022, Mag:4.6, BMKG Ingatkan Hal ini 

Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita.

Kabulkan doa kami, ya Rabb. #PresisiMengabdiMelayani, tulis akun tersebut.

Kami bersujud dan bersimpuh memohon ampunan-Mu ya Rabb, menghaturkan maaf kepada korban dan keluarganya serta seluruh Aremania Aremanita, seraya memanjatkan doa agar situasi Kamtibmas kembali kondusif, kabulkan doa kami ya Rabb.” Demikian keterangan dalam unggahan foto.

Pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya sebenarnya berlangsung kondusif.

Baca Juga: Cek Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Selasa, 11 Oktober 2022 Lengkap dengan 26 Titik Lokasi dan Jam Pemberlakuan

Hal tersebut karena suporter Persebaya tidak diizinkan untuk menonton jalannya laga secara langsung.

Petaka terjadi beberapa menit setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.

Sejumlah Aremania turun ke lapangan dan menemui pemain. Semakin lama suporter yang turun semakin banyak.

Kewalahan dengan banyaknya suporter yang turun ke lapangan, polisi menembakkan gas air mata ke arah mereka.

Baca Juga: Apa Arti Weton Jodoh Ketemu 32? Simak Penjelasan dalam Primbon Jawa

Karena banyaknya gas air mata yang ditembakkan, massa panik dan berlarian mencari pintu keluar.

Celakanya, beberapa pintu keluar sulit diakses, beberapa bahkan ada yang terkunci.

Desakan suporter yang panik membuat sebagian di antara mereka jatuh, terinjak, dan kemudian tewas.

Sejauh ini, Polri telah menetapkan enam tersangka terkait tragedi Kanjuruhan tersebut.

Baca Juga: Tanggal 11 Oktober Hari Memperingati Apa? Hari Peluncuran Apollo 7 dan Hari Angara Kasih Dukut

Mereka adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Arema Suko Sutrisno.

Ada juga Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, dan Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Has Darman.

Aksi sujud jajaran Polresta Malang untuk meminta maaf kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan itu tetap menuai kritik dari netizen.***

 
Editor: Rosma Nur Riana

Tags

Terkini

Terpopuler