Benarkah akan Mengalami Kemarau Kering? Hingga BMKG Ajak Masyarakat Panen Air Hujan, Simak Penjelasannya

17 Februari 2023, 19:55 WIB
Ilustrasi Kemarau. Benarkah akan Mengalami Kemarau Kering? Hingga BMKG Ajak Masyarakat Panen Air Hujan, Simak Penjelasannya /(Aep Hendy/Kabar Priangan)

UTARA TIMES Berikut penjelasan tentang BMKG yang mengajak masyarakat untuk panen air hujan, antisipasi kemarau kering yang akan datang pada 2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau 2023 akan lebih kering dibandingkan dengan musim kemarau sebelumnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Untuk itu BMKG mengajak masyarakat untuk panen air hujan sebagai antisipasi musim kemarau 2023.

Mumpung saat ini hujan masih turun, maka kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk melakukan aksi panen hujan dengan cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung,” ujar kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta Kamis 16 Februari 2023.

Baca Juga: 10 Rekomendasi makanan khas Bali: wajib banget kamu coba saat liburan ke pulau Dewata

Menurut Dwikorita, air hujan yang dikumpulkan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di saat musim kemarau 2023 melanda nanti. Sehingga, dampak kekeringan akibat musim kemarau dapat diantisipasi.

Selain itu, beberapa sektor yang berpotensi terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan perlu mengambil langkah antisipatif untuk mengurangi dampak kekeringan akibat curah hujan yang rendah.

“Langkah pencegahan harus dilakukan semua pihak terkait sebagai bentuk mitigasi dan antisipasi,” kata Dwikorita.

Sementara itu, Pit Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menyampaikan rincian daerah yang diprediksi oleh BMKG memiliki curah hujan bulanan yang dikategorikan rendah.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Wisata Hits di Pulau Dewata Bali untuk liburan 2023

Daerah itu meliputi Sulawesi Tengah pada bulan Maret dan pada April di sebagian NTB, sebagian NTT, serta bagian tengah Sulawesi Tengah.

Kemudian pada bulan Mei potensi curah hujan yang masuk dalam kategori rendah terjadi di bagian selatan Sumatra Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB dan sebagian NTT.

Selanjutnya pada bulam Juni, potensi curah hujan yang rendah terjadi di sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatera Utara, sebagian wilayah Jambi, dan sebagian wilayah Sumatera Selatan.

Pada bulan yang sama, sebagian wilayah Lampung, sebagian wilayah Banten, lalu DKI Jakarta, sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian wilayah Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan dan sebagian Papua bagian Selatan juga berpotensi mengalami curah hujan yang rendah.

Baca Juga: Toko Oleh-oleh Jogja Recommended untuk Jadi Referensi, Ada Teras Malioboro!

Pada bulan Juli hingga Agustus, BMKG menyampaikan potensi curah hujan rendah akan terjadi di sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatera Utara, sebagian wilayah Jambi, sebagian wilayah Sumatera Selatan, sebagian wilayah Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, dan sebagian wilayah Jawa Barat.

Potensi curah hujan yang rendah pada bulan Juli hingga Agustus juga terjadi di Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian wilayah Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara serta sebagian wilayah Papua.

Dalam hal ini, Dodo menyampaikan bahwa BMKG juga telah melakukan koodinasi beberapa sektor yang berpotensi terdampak kekeringan, yakni dengan menyampaikan informasi terbaru perkembangan iklim dan bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya.

Itulah penjelasan BMKG tentang mengajak masyarakat untuk panen air hujan, antisipasi kemarau kering.***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler