Network
UTARA TIMES - Kali ini Indonesia masuk ke list of shame (Daftar Aib) di PBB, salah satu penyebabnya adalah Indonesia menolak mendukung resolusi untuk mencegah genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan terhadap kemanusiaan, yakni Responsibility to Protect (R2P).
Melihat hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung pun turut menanggapi hal ini. Rocky Gerung mengaku malu dengan hal ini.
Rocky Gerung mengaku malu dengan semua ini karena apa yang mau ia banggakan jika dunia saja sudah mendaftarkan Indonesia ke List of Shame.
Baca Juga: Intip 4 Hal yang Paling Diinginkan Pria Mapan dari Wanita, Salah Satunya Wanita Humoris!
"Barusan Indonesia didaftarkan sebagai negara yang memalukan karena menolak proposal resolusi PBB tuh, jadi saya malu, karena apa yang mau dibanggakain kalau dunia mendaftarkan kita di dalam List of Shame," ucap Rocky dilansir melalui YouTube Rocky Gerung Official.
Hal ini ternyata beriringan dengan kabar yang mengatakan, Indonesia masuk dalam daftar 20 negara dengan keamanan siber paling buruk dunia.
Namun dengan kejadian ini, Rocky berpendapat ada sejumlah pihak yang bangga karena beberapa faktor.
"Ya tapi ada yang bangga, buzzer tuh bangga, hacker tuh bangga, influencer bangga, karena menanggap bahwa dengan tidak amannya cyber space kita, mereka bisa pakai itu buat menghack, mengolo-olo, membully, bikin informasi palsu, jadi kita semua terteror," katanya.
Melihat hal ini, kata Rocky, penderitaan bangsa Indonesia menjadi lengkap, adanya penderitaan ekonomi, politik, sosial, siber, dan lainnya.
"Jadi bangsa ini lengkaplah penderitaan, penderitaan ekonomi karena ekonomi gak tumbuh, utang 10 ribu triliun, bahkan ada upaya untuk tax amnesty kedua," imbuhnya.
Baca Juga: BOCORAN Ikatan Cinta 21 Mei 2021 Full Episode, Telat Datang Bulan! Elsa Hamil Anak Ricky
Dalam pemburukan ini tidak ada semacam kebangaan, kata Rocky Gerung. Namun kita semua harus optimis adanya perubahan cepat terlebih perubahan politik dan kekuasaan.
"Jadi semua soal tuh memburuk sebetulnya dan dalam keadaan pemburukan itu tidak ada lagi semacam kebanggaan sebetulnya. Tentu kita optimis bisa bangga, tapi bahwa perubahan harus dipercepat, perubahan politik (dan) kekuasaan," ucapnya.
Baca Juga: Indonesia Minta PBB Hentikan Agresi Israel, Berikut Pendapat Menlu Mengenai Palestina
Kembali ke List of Shame, Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) baru-baru membantah hal itu.
"Menteri Luar Negeri, dia hanya membantah soal prosedur, kan poin dia, kami menolak prosedur itu, tapi sebetulnya kalau orang menolak prosedur, dia musti sebaliknya, mendukung substansi," sambungnya.
Baca Juga: WHO Peringatkan Covid-19 Belum Berakhir, Himbauan Ubah Pola Pikir Sejak Dini
"Ini bukan soal prosedur, tapi soal kemampuan Indonesia untuk mengaktifkan perdamaian dunia, dalam pengaktifan itu ada penghormatan HAM. Jadi Indonesia kan gak mampu lagi untuk secara unilateral mengangkat bendera untuk menuntut perdamaian dunia, khususnya Palestina," jelasnya.***
