"Mi instan hanya untuk darurat di hari-hari awal pasca bencana, bukan untuk terus-menerus. Sebisa mungkin, donasikan makanan yang lebih sarat gizi."
Fiersa Besari mengingatkan juga agar para content creator memperhatikan tujuan utama mendokumentasikan bencana alam.
"Merekam dengan niatan untuk dokumentasi, edukasi serta galang donasi, bukan untuk eksistensi."
Fiersa Besari tidak lupa mengingatkan juga terkait pertanyaan para content creator maupun wartawan media, agar tidak lupa untuk menghargai perasaan korban.
"Hindari mengunggah hal sensitif (kecuali untuk tujuan poin sebelum ini), apalagi berfoto ria dengan sejuta gaya. Karena korban bukan untuk ditanya, 'Bagaimana perasaannya?' melainkan untuk dihargai perasaannya."
Baca Juga: Selain Layangan Putus yang Kini Viral, Berikut 9 Film Terbaru yang Dibintangi Anya Geraldine
Fiersa Besari menutup pesannya dengan pesan berharga ini dengan kalimat agar masyarakat dapat terus berbuat baik dan berempati atas perasaan korban yang banyak kehilangan.
"Membangun kembali dan pemulihan butuh waktu yang tidak sebentar. Berlomba-lomba dalam kebaikan itu baik, tapi estafet dalam kebaikan jauh lebih baik. Karena ketika beritanya sudah hilang, bukan berarti deritanya juga hilang."
Dengan kerendahan hatinya, Fiersa Besari mengungkapkan bahwa dirinya pun kembali diingatkan untuk melakukan pesan-pesan tersebut.