Network
“Kami anggap dua laporan polisi ini menjadi satu bagian masuk dalam kategori obstraction of juctice, menjadi bagian dari upaya menghalangi-halangi pengungkapan daripada kasus 340 (pembunuhan berencana Brigadir J),” jelasnya.
Dilansir dari Pikiran-rakyat.com, menurut Refly Harun klien harus menyampaikan kejadian yang sebenarnya agar kuasa hukum bisa menyiapkan pembelaan apa yang harus disiapkan.
“Kalau klien harus menceritakan sebenar-benarnya apa yang terjadi, dari sana nanti akan mengukur pembelaan apa yang harus disiapkan,” terang Refly Harun di akun YouTube miliknya, Senin, 22 Agustus 2022.
Selanjutnya Refly mempertanyakan Patra M. Zen yang tampak tidak menyadari kejanggalan demi kejanggalan dalam kasus pembunuhan berencana yang melibatkan kliennya.
“Rasanya, masak sih nggak tahu ya, kalau kasus ini penuh dengan keanehan,” ujarnya.
Baca Juga: Biodata Ahmad Dofiri, Jenderal Bintang 3 yang Bikin Bharada E Ungkap Kejahatan Ferdy Sambo
Menurut Refly, peristiwa pembunuhan Brigadir J yang semula hanya diakui oleh Bharada E penuh dengan kejanggalan.
“Bagaimana mungkin orang melecehkan, baru pulang dari Magelang sama-sama, lalu kemudian mau melecehkan di rumah bosnya sendiri. Masuk ke kamar, menodongkan pistol, itu ‘kan tidak mungkin,” terang Refly Harun.
“Kecuali kalau dia mau membunuh, kalau membunuh nekat, namanya balas dendam. Tapi, kalau dia mau melecehkan sama saja bunuh diri dia,” imbuhnya.
Ditambahkan oleh Refly bahwa menyimpulkan peristiwa pelecehan seksual itu baik secara alamiah maupun logika harus ditolak.
