Duarr! Ini Daftar Hitam Sejarah Kecelakaan Kereta Api di Indonesia dari Tahun ke Tahun

- 5 Januari 2024, 14:20 WIB
Duarr! Ini Daftar Hitam Sejarah Kecelakaan Kereta Api di Indonesia dalam Tahun ke Tahun
Duarr! Ini Daftar Hitam Sejarah Kecelakaan Kereta Api di Indonesia dalam Tahun ke Tahun /TikTok.com/AzmieOktavian BW/

2010
29 Juni 2010 kereta api Logawa anjlok dan terguling di dusun Petung, Pajaran, Saradan, Madiun, sekitar 1 kilometer dari perbatasan Madiun-Nganjuk. Enam penumpang tewas terjepit gerbong. Diduga kereta terguling karena kecepatannya tinggi saat melintas di jalur berbelok.
8 September 2010, pukul 13:00 WIB, terjadi tabrakan Kereta api Sribilah dengan kereta api angkutan CPO, hal ini terjadi karena Sribilah belum memasuki wesel sepenuhnya yang menyebabkan KA CPO menabrak rangkaian akhir dari KA Sribilah, tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, tetapi menyebabkan hampir semua perjalanan pada hari itu dibatalkan dikarenakan Lokomotif yang terguling dan anjlok yang menutupi jalur kereta api.
Informasi lebih lanjut: Tabrakan kereta api Petarukan 2010
2 Oktober 2010, 02.45, terjadi antara KA 4 Argo Bromo Anggrek dengan KA 116 Senja Utama Semarang yang saat itu sedang menunggu silang susul di Stasiun Petarukan. KA 116 Senja Utama Semarang masuk di jalur 3 untuk bersilang KA 101 Kereta api Senja Kediri dan disusul KA 4 Argo Bromo Anggrek. Saat tengah menunggu disusul, tiba-tiba KA 116 ditabrak dari belakang oleh KA 4 yang melanggar sinyal masuk. Korban jiwa mencapai 36 dan puluhan lainnya luka-luka. Kru KA 4 melanggar sinyal karena belakangan diketahui mengalami microsleep.
2 Oktober 2010, pukul 3 dini hari, tabrakan kereta api juga terjadi di Stasiun Purwosari, yaitu KA 34 Bima menyerempet kereta paling belakang KA 144 Gaya Baru Malam Selatan yang berhenti di Stasiun Purwosari. KA Gaya Baru Malam Selatan masuk di jalur 1 untuk disusul KA Bima, namun rangkaian paling belakang dari KA Gaya Baru Malam Selatan tidak sepenuhnya masuk kejalur 1, yang membuat Sepur lurus terhalang oleh rangkaian KA GBMS. Akibatnya Kereta Api Bima menyerempet rangkaian belakang KA Gaya Baru Malam Selatan dan menyebabkan seorang penumpang tewas dan 4 orang terluka. Kesalahan PPKA Stasiun Purwosari menjadi penyebab kecelakaan ini.
9 November 2010, KA 60 Cirebon Ekspres relasi Gambir-Cirebon, anjlok di Stasiun Telagasari Kab. Indramayu. Tidak ada korban tewas dalam peristiwa tersebut, tetapi Jadwal perjalanan KA yang melewati jalur Utara Jawa mengalami Keterlambatan.
28 November 2010, KA 1 Argo Bromo Anggrek tujuan Surabaya Pasarturi - Gambir dengan nomor lokomotif CC203 21 menabrak truk bernomor polisi S 8584 C di Desa Kebonsari, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Tiga korban yang tewas adalah penumpang truk, Sunaji (35), Mulyadi (35) dan Sutrisno (32) sopir truk, semuanya warga Desa Cendoro, Palang, Tuban, Jawa Timur. Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 09.00. Saat itu truk bermuatan batu kumbung melaju dari arah timur (Surabaya). Sesampainya di TKP truk belok kiri menuju lintasan rel kereta api.

Baca Juga: Jadwal Terbaru Kapal PELNI KM Nggapulu di Bulan Januari 2024, Lengkap dengan Syarat Penumpang 

2011
Informasi lebih lanjut: tabrakan kereta api Banjar 2011
Pada tanggal 28 Januari 2011, terjadi tabrakan antara kereta api Mutiara Selatan tujuan Bandung dengan kereta api Kutojaya Selatan tujuan Kutoarjo yang saat itu sedang menunggu bersilang dengan KA Mutiara Selatan di Stasiun Langen. Tetapi KA Mutiara Selatan melanggar sinyal dan langsung masuk ke jalur 3. Tabrakan pun tak terhindarkan, kedua lokomotif, CC201 62 dan CC203 11 rusak di bagian depan.
Pada 4 Januari 2011 sekitar pukul 13.15 WIB, rangkaian kereta api Gajayana berjalan tanpa lokomotif dari Stasiun Malang. Rangkaian kereta tersebut kemudian merusak tembok pengaman dan menabrak tiga rumah warga. Kecelakaan ini mengakibatkan satu anak-anak tewas dan satu anak lainnya luka-luka.

2012
Februari 2012, terjadi tabrakan antara Kereta Api Babaranjang tujuan Tanjung Enim dan kereta api batu bara Stasiun Kertapati tujuan Stasiun Sukacinta. 4 orang tewas di tempat, 2 lokomotif, yaitu CC202 16 dan CC201 83R ringsek dan terbakar. Akibat kecelakaan ini menyebabkan empat korban tewas seketika karena terjepit dan musibah ini mengakibatkan PT KAI kehilangan kedua lokomotif tersebut karena afkir.
22 Maret 2012, CC 201 98 (CC 201 92 08) yang telah dimutasi ke Sumatera Selatan, mengalami kecelakaan saat menarik KA Barapati di Prabumulih, terbakar dan tidak dapat dioperasikan lagi.
4 Oktober 2012 KA Commuter Line 435 tujuan Jakarta Kota anjlok di Stasiun Cilebut, peron stasiun rusak karena tertabrak kereta 3. Akibat kejadian ini jadwal perjalanan Commuter Line hanya sampai Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Bogor ditutup karena kereta tidak bisa lewat.

2013
Pada tanggal 9 Desember 2013, kereta api rel listrik (KRL) Commuter Line dengan rangkaian TM 7021F menabrak sebuah truk tangki Pertamina yang membawa bahan bakar jenis premium sebanyak 24.000 liter di perlintasan kereta api Bintaro, Jakarta Selatan. Kecelakaan ini terjadi diduga karena palang pintu tidak berfungsi. KRL Commuter Line jurusan Serpong–Tanah Abang bernomor 1131 berangkat dari Serpong sekitar pukul 11.01, namun sedikit terlambat karena ada perbaikan AC. Setelah itu berangkat menuju Pondok Ranji. di situlah kesalahan mulai terjadi. Truk tangki melewati perlintasan, tak jauh KRL datang. Petugas langsung mengibarkan bendera merah. KRL tak bisa rem mendadak dan akhirnya pukul 11.25 terjadilah tabrakan. Sekitar pukul 11.30 barulah tiga kali terjadi ledakan.

2014
Tanggal 3 Januari 2014 pukul 14.05, KA 7118 Pangrango relasi Bogor Paledang - Sukabumi anjlok di Jembatan Pamoyanan di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dikarenakan adanya rel patah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. 1 kereta makan yang berada di rangkaian terakhir KA nyaris terguling akibat menginjak rel yang patah. Akhirnya kereta makan tersebut dilepaskan dan ditinggalkan dari rangkaian lalu kereta kembali berjalan tanpa aliran listrik & fasilitas restorasi. Perbaikan rel telah selesai dilakukan pada pukul 21.25, dengan memperbaiki bantalan yang patah dan esoknya KA bisa kembali melintas dengan normal.
Pada 23 Januari 2014, kereta api Senja Utama Solo menabrak seorang pelajar SMA Negeri 1 Gamping di perlintasan sebidang Gamping, Sleman, tepatnya di Desa Banyuraden. Diceritakan bahwa ketika palang pintu menutup, kereta api Prambanan Ekspres lewat. Namun baru setelah palang terbuka, tiba-tiba KA Senja Utama meluncur dari arah barat.[62] Diketahui, terjadi kesalahan pada palangnya yang semiotomatis.[63] Akibatnya empat orang tewas yakni Gitri Yudha Widada (17), warga Balecatur Sleman, Latifah Sylfia Erpriliani (16) warga Godean, Sleman, keduanya siswa SMAN 1 Gamping, serta Sumardi (57) warga Kanoman Gamping dan Suparwanto (41).
Pada hari Senin, 10 Februari 2014 dua kereta KA Siliwangi yang menempuh perjalanan dari Cianjur menuju Sukabumi anjlok sekitar pukul 13.30 WIB di dekat terowongan Lampegan, Cianjur tepatnya di petak Stasiun Lampegan - Stasiun Cireungas. Badan salah satu gerbong sempat membentur terowongan Lampegan saat tergelincir, namun tidak sampai merusak konstruksi terowongan.
Pada tanggal 8 Maret 2014, bus pariwisata PO Haryanto nopol B 7036 PGA yang mengangkut rombongan anak-anak yang melakukan kegiatan pemberian santunan ditabrak kereta api Menoreh saat melewati perlintasan liar di antara Stasiun Cikarang dan Stasiun Tambun. Akibatnya, lokomotif rusak, lampu-lampunya pecah berantakan. Akan tetapi, sang sopir bus berhasil kabur dan kernetnya diamankan.
Pada hari Jumat, tanggal 4 April 2014, KA Malabar terguling di sekitar daerah Tasikmalaya, Jawa Barat antara petak Stasiun Ciawi-Cirahayu di km 244. Hingga saat ini, empat korban dilaporkan tewas, dua korban lainnya masih terjepit di antara kereta yang terguling. KA Malabar ini terguling akibat adanya tanah longsor. Dikabarkan kereta api ini terguling ke jurang. Korban-korban kecelakaan tersebut dibawa ke Puskesmas Ciawi. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 18.30 WIB.
Pada tanggal 4 Mei 2014, Kereta api Bogowonto beserta kereta pembangkit (P 0 08 01) yang ditarik CC206 terguling setelah menabrak truk kontainer di Cirebon, Jawa Barat. Tidak ada korban jiwa, namun masinis dan beberapa penumpang terluka. Kejadian ini menyebabkan jadwal kereta terhambat dan evakuasi berjalan sulit karena bobot CC206 yang berat.

Baca Juga: Padat Merayap, Jadwal Gilga Sahid di Bulan Januari 2024, Gildcoustic Bakal ke Cirebon di Tanggal Ini

2015
Pada tanggal 23 Mei 2015, pukul 18.50 WIB, kereta api Bangunkarta tujuan Stasiun Surabaya Gubeng menyenggol KA 2502 pengangkut pipa besar di Stasiun Waruduwur, Daerah Operasi III Cirebon, hingga anjlok satu kereta pembangkit, dua kereta penumpang eksekutif, dan lokomotif dengan nomor CC206 13 23 milik Depo Lokomotif Purwokerto. Anjlokan terjadi di wesel, kemudian lokomotifnya memalang sehingga mengenai kereta api barang KA 2502 Pipa Gas yang sedang berhenti di jalur 4 lantaran gerbong paling belakang belum melewati batas ruas bebas. Pada saat yang sama, kereta api semen sedang singgah di jalur 1. Salah seorang petugas pengawal kereta api barang KA 2502 yang membawa pipa mengalami luka yang serius pada kakinya yang patah sehingga dirawat di Rumah Sakit Ciremai, Cirebon. Semenatara itu, satu lagi sudah pulang.

Pada tanggal 15 Juni 2015, KA Babaranjang dengan nomor KA 3029 menabrak gerbong paling belakang KA 3027 yang sedang tertahan sinyal masuk Stasiun Metur. Akibat tabrakan tersebut, dua gerbong KA 3027 (nomor urut 46 dan 47) yang ditabrak oleh lokomotif KA 3029 hancur dan naik ke atas gerbong nomor urut 45, begitu pula dengan dua Lokomotif KA 3029 (CC 205 13 41 dan CC 205 13 10) yang mengalami kerusakan fisik ringan, akan tetapi mengalami kerusakan berat dalam sistem komputernya. Lokomotif yang terlibat dalam kecelakaan ini pun dikirim ke Balai Yasa Lahat untuk diperbaiki dan telah kembali beroperasi pada tahun 2019.

Pada hari Rabu, tanggal 23 September 2015, pukul 15.25 WIB, terjadi kecelakaan yang melibatkan dua KRL JR 205 SF 10 (rangkaian 205-54F dan 205-123F) di Stasiun Juanda. Kondisi kedua kabin KRL JR 205 (KuHa 204 / 205) tersebut rusak berat. Kondisi kereta nomor 1-9 pada kedua rangkaian kereta tersebut juga mengalami kerusakan yang cukup berat, terutama di bagian persambungannya yang seluruhnya juga mengalami kerusakan berat dan remuk. 42 orang luka-luka akibat kecelakaan tersebut. Kejadian ini mengakibatkan sang masinis KRL 1156, Gustian, terluka parah dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Halaman:

Editor: Nur Umar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x