Aparat Tembakan Gas Air Mata, Inilah Kronologi Kericuhan Kanjuruhan yang Menewaskan 187 Jiwa

- 2 Oktober 2022, 20:04 WIB
Aparat Tembakan Gas Air Mata, Inilah Kronologi Kericuhan Kanjuruhan yang Menewaskan 187 Jiwa
Aparat Tembakan Gas Air Mata, Inilah Kronologi Kericuhan Kanjuruhan yang Menewaskan 187 Jiwa / Antara Foto/ Ari Bowo Sucipto

UTARA TIMESBerikut ini terdapat kronologi kericuhan Kanjuruhan dalam pertandingan Liga 1 Arema vs Persebaya.

Diketahui bahwa dalam kericuhan Kanjuruhan ini aparat kepolisian menembakkan gas air mata yang sebenarnya dalam SOP FIFA dilarang melakukannya.

Sehingga, sampai saat ini terdapat 182 jiwa meninggal dunia dalam kejadian kericuhan Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 sekitar pukul 22.00 WIB.

187 jiwa yang meninggal dunia dalam kericuhan Kanjuruhan salah duanya merupakan aparat kepolisian.

Berikut ini terdapat kronologi kericuhan Kanjuruhan yang mengenaskan dan menyedihkan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Gegerkan Dunia, Kini Giliran Presiden FIFA Angkat Bicara

Kronologi lengkap kericuhan kanjuruhan telah Utara Times lansir dari Twitter.

Akun Twitter @RezqiWahyu_05 menceritakan kronologi kejadian berdasarkan sudut padangnya yang menjadi salah satu penonton yang selamat.

Dalam cuitannya ia menulis bahwa saat pertandingan dimulai semua berjalan lancar, hanya para supporter Arema memberikan psywar kepada pemain Persebaya.

Sampai pada dititik pertandingan babak pertama selesai, di sela waktu istirahat pemain, terjadi sedikit kericuhan sebanyak 2-3 kali di tribun 12-13 yang mana masih bisa ditanganin pihak berwenang.

Baca Juga: Profil dan Biodata Anne Buijs, Spiker Andalan Belanda di Ajang World Championship FIVB 2022

Babak ke-2 berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3 dan membuat Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.

Hingga saatnya peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan.

Pada titik inilah, awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit dibunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.

Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter.

Disisi lain, ada satu orang supporter dari arah tribun selatan nekat masuk mendekati Sergio Silva dan Maringa untuk memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.

Baca Juga: Sedang Tayang! Link Live Streaming Siaran Langsung Man City vs Man United di Liga Inggris 2022

Tak sampai disitu, ada beberapa oknum lagi yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema dan terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepadan oknum-oknum tersebut.

Melihat hal tersebut, semakin banyak para supporter dari berbagai sisi tribun yang berdatangan ke lapangam untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain Arema yang membuat kondisi stadion Kanjuruhan semakin ricuh.

Selain menerobos masuk lapangan, supporter juga melemparkan berbagai macam benda ke arah lapangan dan para suppoter semakin tidak terkendali. Sampai akhirnya, pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

Baca Juga: Presiden FIFA Memberikan Tanggapan Pasca Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para supporter. Menurut cuitan tersebut perlakuan aparat sangat kejam dan sadis seperti dipentung dengan tongkat panjang, 1 supporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.

Namun, saat aparat sedang mengamankan supporter di sisi Selatan, supporter dari sisi Utara mulai menyerang ke arah aparat.

Hal tersebut membuat kondisi semakin tidak kondusif karena banyaknya supporter yang masuk ke lapangan.

Aparat mulai menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan yang membuat para supporter silih berganti menyerang aparat dari sisi Selatan dan Utara.

Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter. Setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata dan ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.

Para supporter mulai panik karena gas air mata membuat kondisi stadion semakin ricuh dan mulai berlarian mencari pintu keluar.

Tapi sayangnya, pintu keluar sudah penuh dan sesak karena para supporter berbondong-bondong keluar menyelamatkan diri.

Dalam tragedi ini, terdapat ibu-ibu, wanita, orang tua, dan anak kecil yang mulai sesak napas dan mencoba untuk keluar dari stadion.

Baca Juga: Prediksi Lens vs Lyon di Liga Prancis: Ada Prediksi Skor, H2H, Kabar Tim, Susunan Pemain

Di dalam stadion mereka sesak lantaran gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah, sedangkan untuk keluar stadionpun susah karena macet.

Selain itu kodisi di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.

Sekitar pukul 22.30 WIB terjadi banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan supporter terhadap aparat yang dianggap mengurung para supporter di dalam stadion dengan tembakan gas air mata.

Selain di dalam stadion, beberapa kali juga terdengar tembakan gas air mata di luar stadion.

Membuat kondisi di luar stadion Kanjuruhan sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata dan amarah terlontarkan.

Entah siapa yang salah, namun kejadian tragedi kericuhan Arema vs Persebaya dikabarkan mendulang korban jiwa.

Demikian informasi mengenai kronologi kericuhan Kanjuruhan yang menewaskan 187 korban jiwa.***

 
 

Editor: Rosma Nur Riana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah