Cabai dan Bawang Merah Jadi Penyebab Inflasi di Bulan Oktober

2 November 2020, 22:28 WIB
Ilustrasi cabai /Instagram

UTARA TIMES - Harga cabai merah disebut-sebut menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada Oktober 2020 ini.

Informasi tersebut diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat terjadi inflasi pada Oktober 2020 sebesar 0,07 persen.

Baca Juga: Anggaran Pendidikan Tidak Terganggu Karena Covid-19

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, bahwa kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh tingginya curah hujan di berbagai daerah, diucapkannya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, 2 November 2020.

"Curah hujan yang tinggi berdampak pada pasokan cabai merah," ucap Suhariyanto.

Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga cabai merah terjadi di 82 kota dengan kenaikan tertinggi di Bulukumba hingga 85 persen serta Padangsidimpuan dan Tegal hingga 76 persen.

Baca Juga: Rupiah Melemah Sore ini capai 15 Poin, Analis : Efek Libur Panjang

Selain cabai merah, inflasi juga dipengaruhi kenaikan harga bawang merah sebesar 0,02 persen yang terjadi di 72 kota, salah satunya di Lhokseumawe hingga 33 persen.

Penyebab inflasi lainnya dalam periode ini adalah kenaikan harga minyak goreng serta nasi dengan lauk seiring dengan tingginya permintaan dari masyarakat.

Lanjutnya, meski demikian, terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, tomat, apel, pepaya, tarif listrik, tarif angkutan udara dan emas perhiasan.

Baca Juga: Jokowi Tekankan Kementrian Untuk percepat Realisasi Belanja Anggaran Tahun 2020

"Turunnya harga ikut memberikan andil deflasi seperti telur ayam ras dan tarif angkutan udara masing-masing 0,02 persen, serta daging ayam ras, buah-buahan dan tarif listrik 0,01 persen," ujar Suhariyanto.

Dari 90 kota IHK, Suhariyanto menambahkan sebanyak 66 kota menyumbang inflasi dan hanya sebanyak 24 kota yang mengalami deflasi pada Oktober 2020.

Baca Juga: Pemerintah wajib menjaga stabilitas produk pertanian Dengan pentapan harga yang layak

Inflasi tinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen dan inflasi rendah terjadi di Jakarta, Cirebon, Bekasi dan Jember masing-masing 0,01 persen, seperti dikutip dari Pikiranrakyat-Depok.com.

Sementara itu deflasi tinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen dan deflasi rendah terjadi di Surabaya sebesar 0,02 persen.

Baca Juga: Program BPUM Rp 2,4 Juta Masih dibuka, Bagi yang belum daftar Berikut Syarat lengkapnya

"Manokwari mengalami deflasi tinggi karena turunnya tarif angkutan udara hingga menyumbang andil 0,08 persen," kata Suhariyanto.

Terjadinya inflasi ini, setelah sebelumnya deflasi selama tiga bulan berturut-turut, maka inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2020 mencapai 0,95 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,44 persen.***

Ahlaqul Karima Yawan/Pikiranrakyat-Depok.com

Editor: Nur Umar

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler