Bitcon Juga Diminati Microsoft, Ciptakan Platform Tokocrypto

- 10 Februari 2021, 13:43 WIB
Tokocrypto.
Tokocrypto. /(Dok. Tokocrypto)/(Dok. Tokocrypto

UTARA TIMES - Saat ini mata uang kripto semakin dilirik, bahkan oleh perusahaan raksasa seperti Microsoft sekalipun.

Pada awal Juni 2020 lalu, seperti dikutip dari laman Coin Telegraph, Microsoft rilis alat pendataan berbasis Bitcoin, yang digunakan sebagai fast-track kondisi kritis akibat Covid-19.

Seperti di Afrika Selatan, sedang berkembang penataan panel tata surya untuk bisa meningkatkan penghasilan warga penggunanya, dengan membuka dompet bitcoin.

Baca Juga: Anti Gagal! Simak Resep Telur Gulung, Jajanan SD yang Kembali Menjadi Primadona

Karena melihat peluangnya di dunia global, pedagang aset kripto Indonesia, mengumumkan kehadiran platform terbaru mereka, Tokocrypto 2.0 berbasis Binance Cloud.

Dalam platform ini dikembangkan dengan dukungan dari Binance, salah satu pedagang aset kripto terbesar di dunia.

Kemudian dalam versi terbaru ini, menurut Pang Xue Kai, Co-Founder dan CEO Tokocrypto sudah bisa diakses masyarakat luas.

Baca Juga: Kastengel, Kue Kering Enak yang Bisa Jadi Ide Bisnis! Simak Resepnya!

“Melalui platform baru ini, kami akan meng-upgrade pengalaman nasabah kami dengan beragam peningkatan yang lebih baik lagi, termasuk token yang lebih beragam dan fitur yang lebih banyak,” ungkapnya, Jumat, 12 Juni 2020 lalu.

Versi baru ini memungkinkan transaksi lebih aman, serta menghadirkan banyak variasi token.

Apabila pada platform sebelumnya terdapat 10 token atau koin, kini nasabah dapat bertransaksi dengan menggunakan lebih dari 15 token.

Baca Juga: Link Streaming dan Bocoran Ikatan Cinta 10 Februari 2021 Full Episode, Aldebaran Terancam Hukuman Pidana?

Koin-koin yang kini diperdagangkan di antaranya adalah koin utama seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP), koin yang sebelumnya tersedia juga dapat ditemukan di Tokocrypto 2.0 seperti Zilliqa (ZIL) dan Origin Protocol (OGN), serta token baru seperti Binance Coin (BNB), Tron (TRX), Doge Coin (DOGE), Dash, dan masih banyak lainnya.

Seperti yang diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel "Mata Uang Kripto Berkembang, Microsoft Sampai Rilis Pendataan Berbasis Bitcoin untuk Lawan Covid-19." Selain itu, stablecoin bebasis Rupiah hasil kolaborasi Binance dan Tokocrypto dengan nilai 1:1, BIDR, kini juga sudah dapat ditransaksikan ke aset kripto lainnya, yaitu USDT secara #InstaTrade.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Ikatan Cinta 10 Februari 2021, Andin Ikhlas Maafkan Kesalahan Aldebaran

Fitur ini memungkinkan kalian menukarkan BIDR ke USDT secara cepat dan mudah. Dalam dalam waktu dekat BIDR akan dapat pula diperdagangkan dengan aset kripto yang lebih beragam.

Tidak hanya token, Tokocrypto juga menghadirkan beragam fitur baru, baik dalam bentuk fungsi perdagangan hingga program insentif menarik bagi para nasabah.

Beberapa fitur baru yang dapat ditemukan diantaranya stop limit market, pairing antara kripto, proses Know-Your-Customer (KYC) yang lebih mudah, biaya transaksi termurah, serta tentu saja antar muka yang lebih mudah dimengerti.

“Berkat dukungan Binance Cloud, Tokocrypto kini mengadopsi teknologi keamanan terkini yang dimiliki oleh Binance. Tidak hanya mengedepankan teknologi, untuk memastikan nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman,” kata Xue Kai seraya menyebutkan tokonya terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Baca Juga: Bitcoin Jadi Alternatif Investasi Saat Pandemi

Tokocrypto juga bermitra dengan berbagai lembaga dan perusahaan, sebut saja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai partner dalam memastikan keamanan dan kepatuhan, Asli RI untuk verifikasi data nasabah, serta Merkle Science dan Coinfirm untuk analisa transaksi.

Laman Tech Crunch melansir, startup energi terbarukan yang berbasis di Afrika Selatan, Sun Exchange, mengoperasikan bisnis berkemampuan kripto yang memungkinkan warga pengguna berinvestasi dalam infrastruktur.

"Anda sebagai individu menjual listrik ke sebuah sekolah di Afrika Selatan, melalui panel surya yang Anda beli melalui kami," jelas Abe Cambridge, pendiri dan CEO startup tersebut.

Baca Juga: Banjir Pantura, Ridwan Kamil Hendak Bangun Bendungan Baru

“Platform kami mengukur produksi listrik panel surya Anda. Mengatur pembelian listrik itu dengan konsumen energi pilihan Anda, mengumpulkan uang itu dan kemudian mengembalikannya ke dompet Sun Exchange Anda. "

Biayanya sekitar 5 dolar setiap sel surya, yang dapat dikonversi ke mata uang Rand Afrika Selatan atau Bitcoin.

Baca Juga: Bitcoin di Borong oleh Bos Tesla Elon Musk, Harga Bitcoin Melonjak Rp650 Juta

"Alasan mengapa kami memilih Bitcoin adalah kami membutuhkan satu sistem pembayaran universal yang memungkinkan transaksi mikro turun hingga sepersejuta dolar AS," kata Cambridge kepada TechCrunch melalui telepon.***(Gita/PR)

Editor: Nur Umar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x