Enggan Tanami Tebu! Berikut Isi Tuntutan Petani Penggarap Lahan Sengketa HGU: Anak Saya Makan Nasi, Bukan Tebu

UTARA TIMES – Kasus sengketa lahan HGU antara petani penggarap di Indramayu dengan PT. Rajawali hingga hari ini belum juga menemui titik terang.

Sejak kejadian beberapa hari yang lalu, tepatnya 4 Oktober 2021 yang menewaskan banyaknya 2 orang petani penggarap, kasus sengketa lahan HGU di perbatasan Indramayu -Majalengka belum juga menemui hasil.

Hingga pada hari Kamis, 18 November 2021 petani penggarap bersama beberapa aliansi masyarakat Indramayu melakukan aksi demo di depan pendopo Indramayu.

Baca Juga: Dicurigai Bupati Indramayu Lakukan Intervensi pada Petani Penggarap Lahan HGU, Berikut Isi Tuntutan Massa Aksi

Dari kerumunan massa aksi demo, salah seorang petani penggarap mengacungkan sebuah kertas bertuliskan, “Anake kita mangan sega dudu tebu” bunyi dari suara tersebut, yang mana jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, “ anak saya makan nasi bukan tebu.”

Dalam aksi demo tersebut, petani penggarap tidak dapat menemui Bupati Indramayu karena suatu hal. Setda bagian Hukum bersama Anggi Noviah selaku anggota DPRD Komisi II menemui massa aksi.

Dalam pertemuan itu, petani penggarap menyuarakan beberapa tuntutan. Berikut isi tuntutan petani penggarap mengenai sengketa lahan HGU yang tidak juga menemui titik terang:

Baca Juga: Pertanyakan Status Tanah Garapan, Ratusan Petani Penggarap Indramayu Geruduk Pendopo dan Tuntut 5 Hal ini

1. Masyarakat Indramayu atau petani penggarap yang sudah eksisting supaya menggarap di kawasan hutan yang tumpang tindih dengan HGU PT. Rajawali tidak terusir dari lahan garapan untuk keberlangsungan kehidupan diri dan keluarganya.