Merinding! Ternyata Nur Asli Sempat Diberi Kode Seorang Kakek untuk Tidak Melanjutkan KKN di Desa Penari

22 Mei 2022, 18:36 WIB
Merinding! Ternyata Nur Asli Sempat Diberi Kode Seorang Kakek untuk Tidak Melanjutkan KKN di Desa Penari /Twitter @SimpleM81378523/

UTARA TIMES – KKN di Desa Penari masih menjadi film horor terlaris di Indonesia yang belum terkalahkan hingga hari ini.

Menceritakan tentang kisah mistis yang dialami Ayu, Widya, Bima, Nur, Anton dan Wahyu, film yang diangkat dari thread SimpleMan ini, KKN di Desa Penari memiliki banyak hal yang bisa dipetik petuahnya.

Sebelum berangkat ke Desa Penari, ternyata Nur sempat memiliki firasat buruk dan bahkan ia diberi kode oleh seorang kakek saat melakukan perjalanan menuju Desa Penari, berikut cerita lengkapnya :

Banyak hal yang membuat Nur bimbang, salah satunya, tentang lokasi dan sebagainya. sejujurnya, ini kali pertama Nur, pergi ke arah etan (Timur) sebagai, perempuan yang lahir di daerah kulon (barat) ia sudah seringkali mendengar rumor tentang arah etan, salah satunya, kemistisanya.

Baca Juga: Selain di Bioskop, Benarkah KKN Juga Tayang di ANTV? Cek Faktanya di Sini

Mistis, bukan hal yang baru bagi Nur, bahkan ia sudah kenyang dengan berbagai pengalaman akan hal itu, saat menempuh pendidikanya sebagai santriwati, mengabaikan perasaan tidak bisa dilakukan secara kebetulan semata. dan malam ini, belum pernah Nur merasa setidak’enak ini.

Benar saja, perasaan tidak enak itu, terus bertambah seiring mobil terus melaju, salah satu pertanda buruk itu adalah ketika, sebelum memasuki kota J, dimana tujuanya kota B, Nur melihat kakek-kakek yang meminta uang di persimpangan, ia seakan melihat Nur. Tatapanya, prihatin.

Bukan hanya itu saja, si kakek, mengelengkan kepalanya, seolah memberikan tanda pada Nur yang ada di dalam mobil, untuk mengurungkan niatnya.

Baca Juga: Perebutan Gelar Juara Liga Inggris: Man City dengan Liverpool, Siapakah yang Akan Keluar Sebagai Pemenang ?

Namun, Nur, tidak bisa mengambil spekulasi apapun, ada temanya yang lain, yang menunggu kabar baik dari observasi hari ini.

Hujan tiba-tiba turun, tanpa terasa, 4 jam lebih perjalanan ini ditempuh. Mobil berhenti di sebuah tempat rest area yang sepi, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan, Nur, melihat hutan gelap, yang memanggil-manggil namanya.
“Hutan. desa ini ada di dalam hutan” kata mas Ilham.

Nur tidak berkomentar, ia hanya berdiri di samping mobil yang berhenti di tepi jalan hutan ini. sebuah hutan yang sudah di kenal oleh semua orang jawatimur.

Hutan D********, tidak beberapa lama, nyala lampu dan suara motor terdengar. mas Ilham, melambaikan tanganya.

Baca Juga: Hasil Final Cabor Bulutangkis SEA Games 2021: Sektor Ganda Putra dan Ganda Putri Berhasil Raih Medali Emas

“Iku wong deso’ne, melbu’ne kudu numpak motor, gak isok numpak mobil soale” (itu orang desanya, masuknya harus naik motor, mobil tidak bisa masuk soalnya)

Nur dan Ayu, mengangguk, pertanda ia mengerti. tanpa berpikir panjang, Nur sudah duduk di jok belakang, dan mereka berangkat memasuki jalan setapak, dengan tanah tidak rata, membuat Nur harus memegang kuat- jaket bapak yang memboncengnya, tanah masih lembab, ditambah embun fajar sudah terlihat disana-sini, malu-malu memenuhi pepohonan rimbun. Nur, melihat sesosok, wanita. ia sedang menari di atas batu

Kilatan matanya tajam, dengan paras elok nan cantik, si wanita, tersenyum menyambut tamu yang sudah ia tunggu.

Melihatnya dari balik jalan lain, Nur mendapati, si wanita sudah hilang, tanpa jejak. ia tahu, dirinya sudah di sambut dengan entah apa itu.

Baca Juga: Ayu Ternyata Berjanji Kepada Pak Prabu saat Survei, Begini Isi Janjinya dalam Kisah KKN Desa Penari

Memasuki desa, mas Ilham berpeluk kangen dengan seorang pria yang mungkin seumuran dengan ayahnya di rumah. Pria itu ramah, dan murah senyum, menyambut tanganya, Nur mendengar si pria memperkenalkan diri.
“Kulo, Prabu” (saya Prabu)

“Sepurane Ham, aku eroh, kene wes kenal suwe, tapi deso iki gak tau loh gawe kegiatan KKN” (saya minta maaf ham, aku tahu, kita sudah kenal lama, tapi desa ini tidak pernah di pakai kegiatan KKN)

“Tolong lah mas” kata mas Ilham, “dibantu, adikku,”
Suasana saat itu, tegang.

“GAK ISOK HAM” kata pak Prabu menekan mas Ilham dengan ekspresi tak terduga.

“Ngeten loh pak, ngapunten, kulo nyuwun tolong, kulo bakal jogo sikap ten mriki, mboten neko-neko, tolong pak” (begini loh pak, maaf, saya minta tolong, saya akan menjaga sikan disini, saya tidak akan aneh-aneh. tolong pak) ucap Ayu, matanya berlinangan air mata, ia tidak pernah melihat Ayu sengotot ini, mimik wajah pak Prabu yang sebelumnya mengeras, kini melunak.

Baca Juga: Download Sewu Dino PDF Lengkap, Cerita Pembataian Nyawa Melalui Ilmu Santet 1000 Hari di Sini!

“Piro sing KKN dek?” (berapa yang KKN nanti dek?)

Dengan bersemangat Ayu menjawab. “6 pak”
Hari itu berakhir, dengan persetujuan pak Prabu dan tentu saja, masyarakat sekitar, sebelum meninggalkan tempat itu, Ayu dan Nur berkeliling memeriksa desa sebentar. Di sana ia sudah tahu proker apa saja yang akan menjadi wacana mereka, salah satunya, kamar mandi dengan air sumur

Ia tahu, masyarakat mendapatkan akses air hanya dari sungai, jadi terfkirkan mungkin sumur lebih efisien, di tengah mereka merundingkan berbagai proker kelak, Nur, terdiam melihat sebuah batu yang di tutup oleh kain merah.

Di bawahnya, ada sesajian lengkap dengan bau kemenyan, di atasnya, berdiri sosok hitam, dengan mata picing, menyala merah. meski hari siang bolong, Nur bisa melihat, kulitnya yang di tutup oleh bulu, serta tanduk kerbau, mata mereka saling melihat satu sama lain, sebelum Nur mengatakan pada Ayu, bahwa, mereka harus pulang.

“Lapo to Nur, kok gopoh men” (kenapa sih Nur, kok kamu buru buru pergi)
“Kasihan mas Ilham, wes ngenteni” ucap Nur.
“Yo wes, ayok” Ayu menimpali.

Mereka pun segera naik motor, sebelum keluar dari desa itu. sosok yang Nur lihat, apalagi bila bukan Genderuwo.

“Nur, jak’en Bima, yo, ambek Widya, engkok ambek kenalanku, kating” (Nur, ajak si Bima, sama Widya, sama kenalanku kating) ucap Ayu didalam mobil.
“Bima, lapo ngejak cah kui” (ngapain sih ngajak Bima)
“Ben rame, kan wes kenal suwe” (biar rame, kan sudah kenal lama) sahut Ayu

“Kok gak awakmu sing ngejak to” (kenapa bukan kamu saja yang ngajak) timpal nur.
“Kan awakmu biyen sak pondok’an, wes luwih suwe kenal” (kan kalian pernah satu pondok, jadi sudah kenal lebih lama) “pokok’e jak en arek iku yo” (pokoknya ajak anak itu ya)

Baca Juga: LENGKAP! Cerita Asli KKN di Desa Penari 2009 Versi Widya, Baca dengan Format PDF dengan Link Berikut

“Yo wes, iyo” Nur pun mengalah.

“Tak telpone Widya, ben cepet di gawekno Proposal’e mumpung pihak kampus gurung ngerilis daftar KKN’e, gawat kalau pihak kampus wes ngerilis yo, mumpung wes oleh enggon KKN dewe” (biar Widya tak telpon, biar cepat di buatkan proposalnya, mumpung kampus belum buat daftar KKN nya, bisa gawat kalau sampai kampus udah buat daftarnya, mumpung kita sudah punya tempat KKN nya)

Pelan, mobil itu pun meninggalkan jalanan hutan itu. Nur dan Ayu, kembali ke kotanya, mempersiapkan semua, sebelum mereka nanti kembali.

Siang itu, Nur melihat Widya dan Ayu di hari pembekalan sebelum keberangkatan KKN mereka. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya 2 orang yang akan bergabung dalam kelompok KKN mereka pun muncul, namanya adalah Wahyu dan Anton.

Mereka pun membicarakan semua proker dan menentukan jadwal keberangkatan. semua anak sudah setuju, termasuk Widya, yang hampir sepanjang hari terus menceritakan, bahwa ibunya memiliki firasat yang buruk pada tempat KKN mereka.

Nur hanya diam dan mendengar, karena di dalam dirinya, ia merasakan hal yang sama. Malam keberangkatan, Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton, sudah berkumpul, perjalanan di lanjutkan dengan mobil elf yang sudah mereka sewa untuk mengantarkan mereka ke pemberhentian dimana nanti mereka akan di jemput oleh warga desa.

Nur masih bisa melihat temanya, Widya, memasang wajah tidak nyaman. Hanya sebuah harap, yang Nur panjatkan, bahwa mereka berangkat dengan utuh dan semoga, pulang dengan utuh juga. tetapi, tidak ada yang tahu, doa seperti apa yang akan diijabah oleh Tuhan.

Bagi yang hendak membaca cerita KKN di Desa Penari versi full bisa klik tautan ini KLIK DISINI.

Demikianlah ulasan mengenai Nur yang sebelumnya telah diberi kode oleh seorang kakek saat perjalanannya menuju Desa Penari.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler