Ini Uraian Cerita KKN di Desa Penari Versi Nur Lengkap, Mulai dari Observasi Desa hingga Ending Kisahnya

- 21 Mei 2022, 17:54 WIB
Ini Uraian Cerita KKN di Desa Penari Versi Nur Lengkap, Mulai dari Observasi Desa hingga Ending Kisahnya
Ini Uraian Cerita KKN di Desa Penari Versi Nur Lengkap, Mulai dari Observasi Desa hingga Ending Kisahnya /Instagram @kknmovie/

kamu sendiri ikut aku observasi disini kan, apa ada yang aneh? gak kan, sudahlah, cuma beberapa minggu aja loh) Ayu pergi, meninggalkan Nur. sementara Nur, tidak mungkin menceritakan apa yang ia lihat, Ayu bahkan tidak percaya dengan hal yang ghaib. Nur pun mengalah lagi.

"Nur" Widya memanggil, Nur pun menatap wajahnya yang sayu, tampak ia baru saja menangis, tidak aneh memang, siapa yang tidak akan menangis bila merasakan hal yang bahkan tidak masuk diakal seperti itu. "isok gak, aku jalok tulung" (bisa aku minta tolong) ucap Widya.

"tolong, ojok ceritakno yo, soal aku krungu gamelan mau, gak enak ambek warga kampung, kene kan tamu nang kene" (tolong jangan ceritakan ya, soal tadi, soal aku dengar gamelan, aku gak enak kalau sampai kedengaran warga desa, kita kan tamu disini) Nur hanya mengangguk.

namun, sebelum Widya beranjak dari tempatnya, Nur tiba-tiba mengatakanya. "Wid, asline aku mau yo krungu suara iku mau, malah, aku ndelok onok penari'ne nang pinggir tulangan mau" (Wid, sebenarnya, aku juga mendengar suara gamelan itu, malah, aku melihat ada yang menari disana)

Widya yang mendengar itu dari Ayu, seakan tidak percaya, mereka terdiam cukup lama, bingung harus bereaksi seperti apa. "wes, Nur, jogo awak dewe-dewe yo, insyallah, gak bakal onok kejadian opo-opo nek kene hormat lan junjung unggah-ungguh selama nang kene"

(sudah Nur, jaga diri baik-baik, ya, insyallah, gak bakal terjadi apa-apa, kalau kita hormat dan menjunjung sopan santun selama tinggal di tempat ini" ucapan Widya setidaknya membuat Nur sedikit lebih legah, namun, Nur tidak menceritakan tentang sosok Hitam yang mengintai mereka

Malam pertama, Nur, Ayu dan Widya tidur dalam satu kamar yang sama, mereka sepakat untuk menggelar tikar, Nur ada di tengah, sementara Ayu dan Widya ada disamping kanan dan kiri Nur. terdengar binatang malam bersahut-sahutan, berlomba untuk menunjukkan eksistensinya.

manakala Nur sadar, 2 sahabatnya sudah tertidur lelap, ia terjaga sendirian menatap langit-langit yang berupa genting hitam dengan sarang labah-labah. rumah desa, tentu saja. pikir Nur, memaklumi, sekat kamarpun tidak menyentuh langit, jadi Nur, bisa melihat celah disana.

ketika memikirkan kejadian hari ini, Nur tiba-tiba tersadar, bahwa, suara riuh binatang malam tidak lagi terdengar, berganti dengan suara sunyi yang memekik membuat telinga Nur menjerit dalam ngeri. perasaan tidak enak, tiba-tiba muncul begitu saja. membuat Nur, lebih awas.

ketika pandanganya, mencoba mencari cara untuk mengurangi rasa takutnya, di tengah cahaya lampu petromax yang memancarkan sinar temberam, di sudut sekat kamar, sosok bermata merah, mengintipnya. Nur tercekat, ia beringsut mundur, menutup wajahnya dengan selimut yang ia bawa.

Halaman:

Editor: Abdul Hamid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah