Ternyata Ini Sanksi Berat yang Diterima Ayu dan Bima dalam Cerita Asli KKN di Desa Penari Versi Widya Lengkap

"Nyoh, diombe sek (nih, diminum dulu)

Widya menyesap kopi dari mbah Buyut, tiba-tiba rasa pahit yang menohok membuat tenggorokan Widya seperti dicekik, membuat Widya memuntahkannya, begitu banyak muntahan air liur Widya yang keluar. Ia melihat mbah Buyut yang tampak mengangguk, seperti memastikan.

"Koncomu, ngelakoni larangan sing abot, larangan sing gak lumrah gawe menungso opo maneh bangsa demit. (temanmu, melakukan pantangan yang tidak bisa diterima manusia, apalagi bangsa halus)," kata mbah Buyut sembari geleng kepala.

"Paham ndok (paham nak)?"

Widya mengangguk.

"Sinden sing digarap, iku ngunu, sinden kembar, siji nang cidek kali, siji'ne nang enggon sing mok parani wingi bengi. (Sinden yang kamu kerjakan, itu kembar, satu di dekat sungai, satu yang kemarin malam kamu datangi)."

"Eroh opo iku sinden (tahu kegunaan sinden)?"

"Mboten mbah (tidak tahu mbah)."

Baca Juga: Ternyata Ini Kesalahan Terbesar Bima dan Ayu Asli Sebelum Meninggal dalam Kisah Nyata KKN di Desa Penari

"Sinden ku, enggon adus'e poro penari sak durunge tampil. Nah, sinden sing cidek kali, gak popo digarap, tapi, sinden sing sijine, ra oleh diparani, opo maneh sampe digawe kelon. (Sinden itu tempat mandinya para penari sebelum tampil. Nah, sinden yang di dekat sungai tidak apa-apa dikerjakan, tapi, sinden yang satunya, tidak boleh didatangi, apalagi dipakai kawin)."