Dengan cekatan ia membuka gembok, namun sekejap ia merasakan perasaan merinding berdiri di tempat ini, "asu!! mene nek aku dadi sopir, kernetku bakal tak sikso koyok ngene" (Anj*ng!! besok kalau aku udah jadi sopir, kernetku juga akan aku siksa kaya gini) gerutunya,
Suara tangisan itu memang berasal dari bak belakang pickup, tempat si kernet sedang membukanya, tiba-tiba "Piye, sopo sing nangis?" (gimana, siapa yg nangis?)
"Jancok! sek ta lah, iki tak perikso" (jancuk, bentar, ini lagi ku periksa) teriaknya melihat si sopir tiba-tiba muncul,
Pintu bak terbuka, si kernet mengarahkan senter ke dalam, di lihatnya pemandangan itu, mencari-cari sampai berhenti di satu titik, si sopir dan si kernet saling memandang, melihat seorang gadis kecil menangis di antara gadis-gadis kecil lain yg tengah terlelap dalam obat tidurnya
"halo" kata si kernet, "sini.. kenapa nangis, takut ya, sama om aja ya"
Si gadis menatap dua lelaki di luar mobil bak, ia masih diam memandang bingung, "namanya siapa, nanti om kasih permen"