Melihat situasi yang tidak kondusif, Soekarno diungsikan ke Istana Bogor dengan menggunakan helikopter yang didampingi oleh Wakil Perdana Menteri I, Soebandrio, dan Wakil Perdana Menteri II, Chaerul Saleh.
Meskipun Supersemar sejarah penting Indonesia, isi Supersemar memiliki beberapa versi, seperti versi dari Pusat Penerangan (Puspen) TNI AD, Sekretariat Negara (Setneg), dan Akademi Kebangsaan.
Latar Belakang dari dikeularkannya Supersemar sendiri adalah dilatarbelakangi oleh peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965 yang menuding bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam dibalik pembunuhan tujuh jenderal di Lubang Buaya.
Sedangkan Orde baru hanya menyetujui satu versi isi Supersemar, berikut isinya:
1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi.
2. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan.
3. Menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden atau Panglima Tertinggi atau Pemimpin Besar Revolusi atau Mandataris MPRS.