Rebo Wekasan Masyruah atau Ghoiro Masyruah? Begini Penjelasan Singkat Buya Syakur

4 September 2023, 19:30 WIB
Rebo Wekasan Masyruah atau Ghoiro Masyruah? Begini Penjelasan Singkat Buya Syakur /

UTARA TIMES – Buya Syakur menjelaskan tradisi Rebo Wekasan yang menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia khususnya di Jawa.

Perlu diketahui bahwa, tradisi Rebo Wekasan adalah peringatan hari Rabu terakhir dalam bulan Sapar.

Masyarakat Jawa meyakini di hari Rebo Wekasan merupakan hari naas dan sial sepanjang tahun. Sehingga tidak sedikit yang menjalankan tradisi tolak bala.

Umat muslim juga meyakini pada Rabu Wekasan dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan memperbanyak ibadah seperti sholat dan doa.

Baca Juga: Prediksi Bahrain vs Kuwait di FIFA Matchday 2023: Skor dan Head to Head Pertandingan Kedua Tim

Namun tradisi ini masih dipertanyakan apakah Rebo Wekasan termasuk masyruah atau ghoiro masyruah.

Penjelasan Rebo Wekasan termasuk masyru atau ghoiro masyru menjadi tanda tanya, oleh karena itu saat menghadiri acara Ngaji Bareng di wilayah Leuwimunding Majalengka 2019 lalu, Buya Syakur memberikan beberapa penjelasan singkat.

Menurut Buya Syakur Rebo Wekasan, bubur sura, Nadran, tujuh bulanan, adalah salah satu  tradisi yang tidak bisa diperdebatkan syar’i masyru ghoiru masyru.

Karena Islam sendiri agama yang sangat menghormati tradisi yang ada khususnya di Indonesia, seperti halnya tradisi Rebo Wekasan.

Baca Juga: Operasi Zebra 2023: Simak Sanksi Beserta Pelanggaran dan Lokasi Sasaran 

Tradisi yang masih dijalankan juga dicontohkan pada umat muslim yang menjalankan ibadah haji dan lempar jumroh.

Melempar batu dilambangkan bahwa manusia sebagai umat muslim harus memberikan perlawanan terhadap godaan dan tipu muslihat setan.

Agama Islam juga dijalankan dengan beberapa perbedaan karena terdapat pembauran antara tradisi satu negara dan syariat Islam. Sehingga setiap negara mempunyai perbedaan tradisi masing-masing.

“Agama ketika ditempatkan di Mesir akan berbeda, di Arab Saudi berbeda, dan di Indonesia juga berbeda. Disitu ada pembauran antara adat tradisi dengan syariat. Maka tidak usah mengategorikan masyru atau ghoiro masyru.” Kata Buya Syakur

Baca Juga: Cara Gampang Menggunakan Aplikasi Sitab KPU go id Untuk Input SPTJB PPS Pemilu 2024

“Yang penting meyakini tuhannya Allah SWT, kitab sucinya Al-Qur’an, nabinya Muhammad SAW dan tradisi jangan dianggap sebagai kemusyrikan Bid’ah.” Lanjutnya.

Itulah beberapa informasi mengenai tradisi Rebo Wekasan dalam sudut pandang Islam yang disampaikan oleh Buya Syakur.***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler