Materi Khutbah Jumat Terbaru 2022 : Kedermawanan Sosial

- 10 Maret 2022, 20:15 WIB
Materi Khutbah Jumat Terbaru 2022 : Kedermawanan Sosial
Materi Khutbah Jumat Terbaru 2022 : Kedermawanan Sosial /Unsplash.com/daniel olah

Pernahkah kita merenung bahwasanya hidup kita hanyalah persinggahan sementara, menunggu datangnya kehidupan yang kekal dan abadi, akhirat. Berapa waktu dalam 24 jam yang kita sisihkan untuk mengejar keagungan ruh Tuhan yang akan menjadi tempat kembali kita. 

Pernahkah kita ketuk kemurahan-Nya dengan doa lirih yang disertai guyuran air mata penyesalan. Pernahkah kita panjat dinding tinggi keagungan-Nya dengan kesabaran dan tawakal. Pernahkah kita meloncat menggapai rahmatnya dengan amal shaleh dan ketaatan.

Atau mungkin tak pemah hati kita mengetuk pintu kemurahan Nya, tak pemah memanjat dinding keagungan-Nya dan tak pemah menggapai rahmat-Nya. Adalah kesibukan duniawi yang telah memalingkan kita dari keabadian. Mata, hati dan kaki telah dibelenggu kemewahan dan kemegahan dunia. Padahal semuanya adalah fatamorgana. 

Semuanya hanyalah buih di tengah lautan. Tak ada makna, taka ada nilai dan tak ada keabadian. Semuanya hanyalah persinggahan. Itulah dunia yang kini kaki kita berpijak di atasnya. Ia telah menjadikan diri kita sibuk.

Dia telah menipu kita dan memalingkan wajah kita dari keabadian Tuhan. Namun kita tak sadar. Kita tak pemah mau untuk menengok kehidupan lain yang lebih kekal. Kehidupan yang darinya kita berawal. Padahal tak ada kesempatan untuk kembali kepada-Nya jika tak ada bekal amal soleh. 

Pada khutbah jumat kali ini, khatib hendak mengajak umat Islam untuk merenungkan langkah kaki kita di dunia ini, yaitu sikap dermawan. Hadirin yang dimuliakan Allah Ada satu waktu kita merasakan betapa hidup ini terasa memberatkan. Betapa tidak, hampir semua isi rumah memanggil-manggil meminta jatahnya. Ada kursi yang sudah rusak, meja yang lapuk, dinding yang kurnub, atau anak-anak yang menginjak dewasa membutuhkan pendidikan. 

Belum lagi istri yang merengek meminta peningkatan jatah uang dapur. Penat rasanya. Sejuta usaha ditempuh guna mencukupi semua itu. Itu hanyalah cuplikan pendek dari sketsa kehidupan umat manusia.

Bahwa akan selalu kehendak, keinginan, cita-cita yang sering menimbulkan kepenatan di benak. Tak jarang bahkan bisa membuat manusia lupa diri, buta mata, sehingga menempuh berbagai cara demi memenuhi kebutuhannya. 

Inilah awal manusia kehilangan kemuliaannya, di mana sebagai makhluk yang berakal, seharusnya manusia mampu memilih cara terbaik guna mewujudkan keinginannya.  Adalah rasa ketakutan terhadap kemiskinan yang sering membuat manusia menumpuk harta, dan tens menumpuknya hingga tak terhingga. 

Dibenaknya selalu tergambar pedihnya kelaparan, kehausan, tanpa rumah tinggal dan kebutuhan yang tak tercukupi. Sebisa mungkin apa yang dimilikinya disimpan dan dikembangkan untuk masa depan.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah