Tampaknya di balik seruan dan kecaman itu, Yesus hendak menyadarkan umat sezamanNya bahwa kebahagiaan itu terletak bukan pada sensasi dan kenikmatan yang dialami dari suatu perbuatan.
Namun karena hal itu bermakna dan berarti, tidak saja bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi kepentingan banyak orang.
Baca Juga: Head to Head Madura United vs Bhayangkara FC Liga 1 2022, Susunan Pemain, Prediksi Skor, dan Live Streaming
Celakalah orang-orang yang hanya mencari kenikmatan dan sensasi dari perbuatannya, karena mereka tidak pernah akan puas.
Celakalah orang-orang yang mencari nikmat untuk dirinya sendiri dan lupa untuk membahagiakan orang-orang lain dengan apa yang ada padanya.
Seruan Yesus ini juga masih berlaku untuk kita di zaman ini. Di tengah situasi yang sulit, orang-orang cenderung untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Hal itu tentu tidak keliru. Akan tetapi, adakah kebahagiaan bagi kita jika hanya kita sendiri yang selamat?
Bukankah lebih membahagiakan jika kita selamat bersama-sama? Mari, sesuai kemampuan kita masing-masing, kita saling menyelamatkan.
Editor: Rosma Nur Riana
Sumber: Renungan Katolik