Menerima komplain yang diajukan oleh orang Farisi itu, Yesus lalu mengajak para pendengarnya untuk melihat tindakan para murid itu dengan cara pandang yang lain, yang berbeda dari cara pandang orang-orang Farisi, yang menegaskan bahwa memetik gandum pada Hari Sabat itu adalah hal yang dilarang.
Yesus malah mengangkat contoh kasus, yang dilakukan Daud, yang bersama pengikutnya masuk ke dalam rumah Allah, lalu memakan roti sajian, yang seharusnya hanya boleh dimakan oleh para imam (Markus 2:25-26).
Dengan mengangkat contoh kasus yang dilakukan Daud tersebut, Yesus mengajak para pendengarnya untuk melihat apa sesungguhnya makna dan tujuan sebuah ketentuan hukum bagi manusia?
Baca Juga: Berikut Daftar Shio yang Diprediksi Hoki pada Tahun Baru Imlek 2023, Rezekinya Bukan Kaleng-kaleng
Dua hal ditegaskan Yesus kepada saudara dan saya melalui “kasus hukum Sabat” ini.
Pertama, tujuan hukum adalah untuk kepentingan hidup manusia. Kata-Nya, “Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Markus 2:27).