Kenapa Sholat Maghrib 3 Rakaat? Berikut Alasan dari Jumlah Bilangan Sholat Fardhu

- 10 Desember 2023, 21:11 WIB
Ilustrasi sholat. Kenapa Sholat Maghrib 3 Rakaat? Berikut Alasan dari Jumlah Bilangan Sholat Fardu
Ilustrasi sholat. Kenapa Sholat Maghrib 3 Rakaat? Berikut Alasan dari Jumlah Bilangan Sholat Fardu /kemenag.go.id/

UTARA TIMES - Berikut ini alasan kenapa sholat maghrib 3 rakaat dan juga jumlah sholat  fardhu lainnya seperti subuh, isya, dzuhur dan ashar

Seperti halnya rakaat sholat subuh, isya, dzuhur dan ashar yang jumlah rakaatnya berbeda dan berikut ini tersedia alasan kenapa sholat maghrib 3 rakaat

Dalam keterangan yang ditulis oleh Syekh Muhammad Nawawi Banten (wafat 1898 M/1316 H) pada salah satu karyanya, Sullam al-Munajah Syarh Safinatis Shalat, cetakan Darul Kutub al-Wasathiyah, tahun 2020, halaman 26 mengenai kenapa sholat maghrib itu 3 rakaat dan berikut alasan dari jumlah sholat subuh, isya, dzuhur dan ashar tersebut

Selain itu terdapat rujukan lain dalam keterangan mengenai sholat dan jumlah rakaat dari sholat seperti kenapa sholat maghrib 3 rakaat namun subuh, isya, dzuhur dan ashar berbeda

Baca Juga: Jadwal NDX AKA Hari Ini, Lengkap dengan Agenda Full Jadwal Konser Musik pada Desember 2023

Dan inilah asalan dari kenapa sholat maghrib 3 rakaat dan jumlah sholat subuh, isya, dzuhur dan ashar berbeda sebagaimana dari berbagai sumber:

Shalat Dzuhur

Orang pertama yang mengerjakan shalat dzuhur adalah Nabi Ibrahim as sebanyak empat rakaat. Kisah ini bermula ketika Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail as. Namun beberapa waktu setelah itu ia tidak jadi untuk menyembelih putranya, kemudian Allah ganti dengan seekor domba yang dibawa oleh malaikat Jibril dari surga. Kisah ini terjadi tepat ketika tergelincirnya matahari di waktu dzuhur.

Atas kejadian itu, kemudian Nabi Ibrahim menunaikan shalat sebanyak empat rakaat. Rakaat pertama sebagai bentuk syukur kepada Allah karena telah mengganti Ismail dengan domba untuk disembelih, rakaat kedua sebagai syukur atas hilangnya kesedihannya atas anaknya, rakaat ketiga sebagai bentuk permohonan ridha kepada Allah atas kejadian tersebut, dan rakaat yang keempat sebagai syukur atas karunia nikmat yang telah Allah berikan, yaitu berupa domba dari surga.

Baca Juga: Prediksi Skor Dortmund vs RB Leipzig di Bundesliga Lengkap dengan Head to Head Pertandingan Kedua Tim

Shalat Ashar

Adapun orang pertama yang mengerjakan shalat Ashar adalah Nabi Yunus as sebanyak empat rakaat setelah Allah keluarkan dirinya dari dalam perut ikan. Allah mengeluarkannya tepat pada waktu Ashar, saat keluar ia seperti anak burung unggas yang tidak memiliki bulu.

Empat rakaat shalat ashar itu juga bentuk syukur Nabi Yunus kepada Allah swt atas keselamatan dirinya dari empat kegelapan, yaitu: (1) kegelapan dalam isi perut ikan; (2) kegelapan berada di dalam air; (3) kegelapan di malam hari; dan (4) kegelapan dalam perut ikan itu sendiri.

Shalat Maghrib

Orang pertama yang mengerjakan shalat maghrib adalah Nabi Isa as sebanyak tiga rakat. Kisah ini berawal ketika ia dikejar oleh kaumnya untuk dibunuh ketika waktu terbenamnya matahari. Setelah ia selamat dari kejaran itu, akhirnya Nabi Isa mengerjakan shalat sebanyak tiga rakaat.

Rakaat pertama sebagai bentuk kemantapan aqidah (tauhid) bahwa tidak ada tuhan selain Allah, rakaat kedua untuk menghilangkan tuduhan kaumnya yang mengatakan bahwa Nabi Isa merupakan hasil anak zina ibunya (Sayyidah Maryam) dengan orang lain, sedangkan rakaat yang ketiga untuk memantapkan keyakinan bahwa semua kejadian yang menimpanya merupakan ketetapan dari Allah swt.

Baca Juga: Info Ganjil Genap Puncak Bogor Hari Ini Minggu 10 Desember 2023 Mulai Jam Berapa?

Shalat Isya

Untuk orang pertama yang mengerjakan shalat isya adalah Nabi Musa as sebanyak empat rakaat. Kisah ini bermula ketika ia tersesat di perjalanan ketika ia mau keluar dari Madyan (daerah al-Bad). Saat itu, Nabi Musa sangat sedih karena empat hal, yaitu: (1) sedih karena telah meninggalkan istrinya; (2) sedih karena telah berpisah dengan saudaranya, Nabi Harun as; (3) sedih karena telah meninggalkan putranya; dan (4) sedih atas otoritas Fir’aun yang selalu berbuat zalim.

Halaman:

Editor: Nur Umar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x