UTARA TIMES – Pergerakan NATO di tengah konflik Rusia dan Ukraina serta peringatan potensi sanksi yang disampaikan oleh pihak USA. Amerika menganggap Ukraina terlalu meremehkan ancaman Rusia.
Ancaman invasi Rusia kepada Ukraina telah mendorong para pemimpin dunia untuk mengumpulkan asset militer masing – masing dalam persiapan apabila terjadi konfrontasi nantinya. NATO Kembali disebut – sebut dalam konflik Rusia dan Ukraina belakangan ini.
Pada hari Rabu tanggal 26 Januari 2022 kemarin, pihak representative dari Rusia, Ukraina, Jerman dan Prancis mengadakan negosiasi di Paris yang diberi nama dengan “Normandy Format”. Pergerakan NATO juga terus menjadi sorotan dunia.
“Normandy Format” nyatanya memang merupakan taktik yang berhasil meredakan permusuhan pada tahun 2015 lalu setelah aneksasi pihak Rusia di Semenanjung Krimea Ukraina.
Pembicaraan tersebut dilakukan ketika Rusia telah memperingatkan akan segera mengambil Tindakan jika Amerika dan sekutunya menolak tuntunan keamanan dan melanjutkan kebijakan mereka atas Ukraina.
Minggu ini, Pentagon telah mengumumkan bahwa mereka telah menempatkan 8,500 tentara untuk bersiaga jika Amerika memutuskan untuk menempatkan lebih banyak pasukan lagi di NATO Eropa Timur milik sekutu.
Kremlin mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa mereka prihatin melihat pergerakan militer NATO di Eropa Timur yang dianggap menimbulkan ketegangan.
Kremlin juga mengumumkan Latihan militer di perbatasan Ukraina, termasuk dengan Latihan jet tempur dan rudal balistik.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada hari Rabu waktu setempat bahwa jumlah pasukan Rusia di dekat Ukraina memang menimbulkan ancaman tapi tidak cukup untuk serangan skala besar.
Baca Juga: Dari Imlek 2022 hingga Isra’ Mikraj, Berikut Daftar Hari Nasional Bulan Februari 2022
Biden yang merupakan presiden Amerika Serikat saat ini mengatakan bahwa pergerakan NATO akan sangat tergantung dari Tindakan apa yang akan diambil oleh Putin itu sendiri.
Dikutip dari laman usatoday, Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengirimkan tantara ke Ukraina.
Tapi, Biden juga mengatakan bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia jika benar – benar menyerang Ukraina. Dimana sanksi yang diberikan akan bisa melumpuhkan ekonomi satu negara dalam jangka waktu yang pendek maupun lama.***