Hampir Setahun Pandemi Covid-19, WHO Sebut banyak Negara di Jalur Berbahaya

24 Oktober 2020, 14:34 WIB
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus sebut dunia dalam fase baru dan berbahaya akibat Covid-19 /REUTERS/Abdul Hapid B/


UTARA TIMES - Sejak adanya pandemi Covid - 19 November 2019 lalu terhitung hampir satu tahun hingga saat ini diketahui sudah menyebar ke 42 juta orang di seluruh dunia, pandemi global ini juga sudah membunuh lebih dari 1,14 juta masyarakat.

Ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk situasi paling buruk Covid-19 yang akan terjadi di masa depan.

Dikutip utara times dari Hindustan Times, WHO memperingati bahwa dunia kini berada dalam titik krisis pandemi Covid-19.

Baca Juga: Meski Tak Bersengketa Bakamla Berpatroli di Natuna, Laut China Naik Suhu
Lebih dari itu, beberapa negara juga dianggap oleh WHO ada di jalur yang berbahaya karena mulai mengalami layanan kesehatan yang semakin lemah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat, 23 Oktober 2020 mengatakan "Kami berada pada titik kritis dalam pandemi Covid-19, Ini dialami terutama oleh negara-negara yang ada di bumi utara.

Lebih lanjut Ghebreyus mengatakan bahwa situasi Covid-19 tidak akan jadi membaik dalam waktu dekat.

Baca Juga: Indonesia Miliki team MotoGP, Diresmikan dihari Sumpah Pemuda Nanti

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya." katanya.

Dia pun meminta kepada negara-negara berbahaya ini agar segera memperbaiki penanganan pandeminya sehingga mencegah kematian yang tidak perlu.

Salah satunya perbaikan penangananpun ini juga wajib dilakukan demi menghindari runtunhnya sistem rumah sakit, ataupun perawatan intensif yang mulai penuh karena adanya peningkatan pasien yang tidak pernah berhenti.

Baca Juga: Wakil kepala BPIP sampaikan Inklusivitas Santri dalam rangka peringatan HSN 2020

Dia mengatakan negara-negara harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran virus dengan cepat.

Ini bisa dilakukan dengan cara pelacakan (tracing) yang cepat, isolasi orang yang beresiko menyebarkan virus, dan mungkin untuk beberapa negara melakukan kebijakan lockdown kembali.***

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: Pikiran Rakyat Hindustan Times

Tags

Terkini

Terpopuler