Indonesia Minta PBB Hentikan Agresi Israel, Berikut Pendapat Menlu Mengenai Palestina

- 21 Mei 2021, 09:49 WIB
Menlu Retno Marsudi sebut masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina yakni sebuah negara merdeka Palestina yang tertunda.
Menlu Retno Marsudi sebut masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina yakni sebuah negara merdeka Palestina yang tertunda. /ANTARA/Yashinta Difa

UTARA TIMES -Indonesia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memastikan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Palestina pada perang antar Israel.

PBB pun didesak untuk menghentikan pendudukan dan agresi yang dilakukan Israel, terlebih saat ini Israel gencar melakukan serangan di Gaza untuk melawan Palestina.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di hadapan Majelis Umum PBB yang khusus membahas situasi Palestina dan Timur Tengah.

Baca Juga: WHO Peringatkan Covid-19 Belum Berakhir, Himbauan Ubah Pola Pikir Sejak Dini

Menlu Retno menyerukan diakhirinya kekerasan dan gencatan senjata segera untuk menyelamatkan nyawa orang-orang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Hentikan kekerasan dan aksi militer untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban," tutur Retno dalam pertemuan yang berlangsung di Markas Besar PBB New York, Kamis, 20 Mei 2021.

Seperti dipantau melalui situs resmi PBB, Retno menyatakan, guna memastikan gencatan senjata yang dapat bertahan lama, Indonesia menuntut Majelis Umum untuk menyerukan pembentukan kehadiran internasional di Al-Quds atau Yerusalem.

Kehadiran internasional akan memantau dan memastikan keselamatan rakyat Palestina di wilayah pendudukan, serta untuk melindungi status kompleks Al-Haram Al-Sharif yang merupakan tempat suci bagi tiga agama.

Baca Juga: KJRI Johor Bahru: Rayakan Lebaran 2021 dengan Berbagi Kepada WNI dari 6 Penjara

Kemudian, Menlu RI juga meminta Majelis Umum bersama badan PBB lainnya untuk mendesak Israel agar membuka dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina, termasuk ke Gaza yang dalam 10 hari terakhir menjadi sasaran serangan.

"Tanggung jawab utama kita adalah menyelamatkan nyawa. Dan setiap menit yang kita habiskan di sini untuk berunding bisa berarti hilangnya nyawa warga Palestina lainnya," paparnya.

Selanjutnya, Indonesia juga berharap PBB mengupayakan negosiasi multilateral yang kredibel untuk memajukan perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan "solusi dua negara" dan parameter yang disepakati secara internasional.

Baca Juga: WHO: 'Bekerja di Atas 55 Jam Perminggu Dapat Mempercepat Kematian di Masa Pandemi Covid-19'

Dalam hal ini, Menlu Retno mengajak komunitas internasional untuk menghentikan upaya sistematis dari negara penjajah yang tidak menyisakan apapun untuk dinegosiasikan.

"Kita tidak boleh membiarkan bangsa Palestina kehilangan pilihannya dan menerima ketidakadilan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, ketidakadilan ini harus kita hentikan sekarang," tegasnya, dikutip dari Antara.

Menyebut penjajahan sebagai masalah utama dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, Menlu RI menegaskan komitmennya untuk bersatu dalam upaya melawan semua tindakan ilegal Israel.

Baca Juga: Hasil Sementara Babak 16 Besar Huelva Spain Masters 2021, Indonesia Loloskan 3 Tunggal dan 2 Ganda Putra!

"Masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina sebuah negara merdeka Palestina yang telah lama tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan kita semua," ujarnya.

"Pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional yang menuntut aksi kita bersama," sambung Retno.

Pertempuran antara Israel dan Hamas, faksi Palestina yang mengontrol wilayah Gaza, kembali meletus baru-baru ini.

Baca Juga: Berikut Cara Mudah Rawat Mobil di Rumah Tanpa Harus ke Bengkel

Hamas melancarkan serangan roket setelah adanya bentrokan antara polisi keamanan Israel dengan jamaah di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan menyusul kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari lingkungan di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.

Permusuhan kali ini adalah yang paling serius antara Hamas dan Israel selama bertahun-tahun, dan berbeda dari konflik Gaza sebelumnya. Hal itu telah memicu aksi kekerasan jalanan antara orang Yahudi dan Arab di kota-kota Israel.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 230 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, telah tewas dan lebih dari 1.700 orang luka-luka akibat pemboman udara dan artileri.

Baca Juga: Doni Manardo Minta Pemudik Wajib Lakukan Karantina Mandiri Usai Kembali dari Kampung Halaman

Sementara otoritas Israel melaporkan 12 korban tewas sebagai akibat dari pertempuran itu.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah