UTARA TIMES – Kerusuhan dan penjarahan telah terjadi di Afrika Selatan dalam beberapa hari terakhir, Polisi dan Tentara berusaha untuk memulihkan ketertiban setelah Peristiwa penahanan mantan pemimpin Jacob Zuma.
Protes meletus pekan lalu ketika mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menyerahkan diri kepada pihak berwenang untuk menjalani hukuman penjara 15 bulan akibat penghinaan terhadap pengadilan.
Dia telah menolak untuk hadir di komisi anti-korupsi untuk menghadapi beberapa tuduhan, termasuk penyuapan dan penipuan yang telah berulang kali dia bantah.
Baca Juga: Perusahaan Besar di Indramayu Lakukan Pelanggaran PPKM Darurat, PN Kenakan Denda Hingga Puluhan Juta
Pejabat keamanan mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk menghentikan penyebaran kekerasan dan penjarahan yang telah meyebar dari tempat asal Jacob Zuma di Provinsi Kwazulu-Natal ke kota terbesar di negara itu yaitu Johannesburg dan sekitar Gauteng serta ke kota pelabuhan samudera Hindia Durban.
“Ada laporan kekerasan sporadis di dua provinsi lain juga dan petugas penegak hukum berpatroli di daerah-daerah ancaman yang diidentifikasi dalam upaya untuk mencegah kemungkinan kriminalitas oportunistik,” ujar South African Police Service (SAPS).
Baca Juga: Pelanggaran PPKM di Indramayu! Bank Milik Negara Hingga Perusahaan Kena Denda Hingga 20 Juta
Di antara korban jiwa dalam kekerasan itu adalah 10 orang yang tewas terinjak-injak di kotapraja Soweto, kata juru bicara kementerian kepolisian Lirandzu Themba.
Lebih dari 1.200 lainnya telah ditangkap di provinsi Kwazulu-Natal, tempat asal Zuma dan Gauteng.