Buaya Jelmaan Dibawa Pulang dan Disambut Warga

- 14 November 2020, 19:52 WIB
Ilustrasi buaya.
Ilustrasi buaya. /minbiformat69/Pixabay

Seorang ahli sejarah Universitas Negeri Makassar, Taufik Ahmad menjelaskan bahwa orang Bugis dan Makassar memang menjadikan buaya sebagian daripada kehidupan manusia.

Baca Juga: Bantahan Korindo Kepada Greenpeace Soal Pembakaran Lahan

Di Kabupaten Bone, menurutnya, buaya dikenali sebagai Tori Salo atau penduduk manusia di sungai.

Sedangkan di Kabupaten Luwu, buaya disebut Ampu Salu atau penguasa sungai, bahkan orang-orang Luwu, kata Taufik, memanggil buaya menggunakan sebutan nenek.

Menurut Taufik, kepercayaan masyarakat Makassar itu muncul sebagai salah satu cara manusia untuk melindungi sungai.

Baca Juga: Ferrari Hadirkan SF90 Stradale Hybrid

Sementara iu, ahli sejarah lain bernama Andi Achdian, mengatakan bahwa kepercayaan yang dianut masyarakat Makassar itu tidak boleh dilihat dari perspektif rasional dan tidak rasional, dengan kata lain kepercayaan itu tidak dapat disebut benar atau tidak benar.***

Halaman:

Editor: Nur Umar

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah