Mengecam Adanya Ektrimisme, Menlu AS Sebut Indonesi Contoh Harmonis Beragama

30 Oktober 2020, 01:28 WIB
Presiden Jokowi saat berbincang menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Kamis 29 Oktober 2020 /BPMI-Setpres

UTARA TIMES - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dirinya mengecam adanya ektrimisme dan kekerasan atas nama keyakinan tertentu.

Lebih lanjut, Mike sebut bahwa di Indonesialah sebagai contoh kehidupan yang harmonis terjadi dalam beragama.

Baca Juga: Aceh Terapkan Hukum Cambuk Bagi Pemain Game Online

"Sungguh, tidak ada alasan untuk menyebut Islam tidak dapat tumbuh berdampingan secara damai dengan Kristen atau Buddha.  Kita semua tahu bahwa koeksistensi dalam damai dan rasa saling menghormati adalah hal yang mungkin," kata Pompeo dalam dialog bersama Gerakan Pemuda Ansor Kamis, 29 Oktober 2020 di Jakarta dikutip utara times.com dari ANTARA.

"Indonesia, sejak Reformasi 1998, telah memberikan contoh positif kepada dunia tentang bagaimana aspek yang berbeda-beda, kelompok etnis yang berbeda-beda, dan juga ideologi yang berbeda-beda dapat hidup bersama dengan damai," ujar Pompeo.

Baca Juga: Harapan Wapres Muslimat NU Berperan Aktif Dalam Menangkal Radikalisme

Dalam hal ini bahwa keharmonisan di tengah perbedaan keyakinan akan sulit diterima oleh pihak-pihak yang memelintir isu agama dan keyakinannya masing-masing demi memberikan pembenaran atas perilaku kekerasan mereka.

Mike memuji kepada dua organisasi islam terbesar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah atas perannya sampai saat ini dalam menciptakan kebebasan beragama, ketika dalam acara yang dipandu oleh Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan dihadiri sejumlah tokoh lintas agama.

"Kelompok seperti NU dan Muhammadiyah merepresentasikan puluhan juta umat Muslim Indonesia yang percaya pada tradisi toleransi dengan demokrasi yang berkembang," kata Menlu AS.

Baca Juga: Berikut Tiga Hal yang disunnahkan Ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Mike menyerukan agar lebih banyak tokoh keagamaan yang berbicara dan menentang diskriminasi serta penindasan terhadap siapa saja yang hak hidupnya, termasuk hak beragamanya dilanggar, atau terkaot dengan kebebasan beragama.

Seperti contoh isu Muslim Rohingya di Myanmar dan Muslim Uighur di Xinjiang, China, sebagai masalah pelanggaran hak kemanusiaan yang terkait dengan kebebasan beragama.

Rencananya Mike akan melakukan lawatan resmi ke negara-negara Asia, pada 25-30 Oktober. Sebelumnya ia telah mengunjungi India, Sri Lanka, Maladewa, kemudian menjalankan agendanya selama satu hari di Indonesia.

Baca Juga: Papua Barat Kini Miliki TVRI

Mike ketika berkunjung ke Indonesia, mengawali dengan melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri RIn Retno Marsudi, lalu bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Terakhir, ia hadir dalam dialog keagamaan GP Ansor.

Dimana nantinya, Mike dijadwalkan singgah dahulu di Vietnam--untuk kunjungan yang awalnya tidak masuk dalam rencana perjalanan ini--pada Kamis dan Jumat (30/10) esok, sebelum kembali ke AS. ***

  1.  

 

Editor: Abdul Hapid Badrudin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler