UTARA TIMES - Provinsi NTT dan NTB mengalami dampak paling berat dengan bencana banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian materi.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi hari ini menggelar rapat terbatas melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, untuk memberikan arahan terkait penanganan bencana di kedua provinsi tersebut.
Instruksi pertama yang diberikan Presiden ialah untuk mempercepat proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan.
Baca Juga: Pembangunan Pabrik Daur Ulang Plastik di Indonesia, Kurangi 70 Persen Sampah Plastik
“Ini saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas, dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya untuk mengerahkan tambahan personel SAR sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak," ujar Presiden Jokowi pada Selasa (6/4) melalui akun Twitter resmi Kantor Staff Presiden.
Presiden menambahkan, termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT seperti Pulau Alor, Pulau Pantar, dan pulau-pulau lainnya untuk melancarkan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.
Baca Juga: Peringatan Hari Nelayan Ke-61, Lucky Hakim Resmi Luncurkan Gerakan Berikan Protein di Indramayu
Selama proses pencarian dan pertolongan tersebut, Presiden meminta Menteri PUPR untuk turut mengerahkan alat-alat berat dari berbagai lokasi sekitar untuk memudahkan proses pencarian.
Apabila jalur darat masih sulit ditembus, Presiden juga menginstruksikan percepatan pembukaan akses laut dan udara yang terputus akibat kerusakan sejumlah sarana infrastruktur penghubung.