namun mitos tersebut dipatahkan oleh peneliti dari BRIN, Andi Pangerang yang menyatakan jika fenomena Slostis tidak berbahaya.
Ia juga menjelaskan jika Slostis merupakan fenomena alam biasa yang tidak menimbulkan dampak berbahaya.
Baca Juga: Terpopuler di Bola Voli Putri Proliga 2023, Inilah Update Profil Biodata Yolla Yuliana Lengkap
Dari penjelasan itu, masyarakat dihimbau untuk tidak termakan isu yang beredar tersebut, masyarakat bebas keluar rumah meski fenomena ini sedang terjadi.
BRIN mengungkapkan jika fenomena Slostis ini akan terjadi dua kali dalam satu tahun atau enam bulan sekali.
Di Indonesia, fenomena alam Slostis terjadi setiap bulan Juli dan bulan Desember, dimana pada bulan Juli posisi kutub utara dengan belahan bumi utara cenderung mengarah ke matahari.
Baca Juga: Cek UMK Tertinggi Sulawesi Tenggara 2023 Lengkap dengan Kenaikan UMP Sulteng
Karena posisi inilah durasi siang akan lebih pendek jika dibandingkan dengan waktu malamnya.
Hal ini juga sama dengan fenomena Slostis di bulan Desember, dimana posisi belahan bumi bagian selatan dan kutub selatan lebih mengarah ke matahari.
Hal ini mengakibatkan posisi siang di bagian bumi selatan akan berdurasi lebih panjang dari pada durasi malamnya.