UTARA TIMES - (13/11) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menetapkan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, sebagai pilot project penerapan protokol kesehatan destinasi pariwisata. Hal ini bertujuan agar sektor pariwisata Indonesia dapat kembali pulih dan lebih berkualitas, setelah terdampak pandemi COVID-19.
Baca Juga: Barcelona Krisis Dana Akibat Covid-19, Lionel Messi Gaji 'Selangitnya' Dipotong 30 Persen
Sampai saat ini, di Labuan Bajo sudah ada tiga hotel yang telah memiliki sertifikasi CHSE, yaitu Hotel Inaya Bay, Ayana Komodo Resort, dan The Jayakarta Suite Komodo. Sedangkan, Pelataran Komodo Resort sedang dalam proses dan nantinya beberapa hotel dan restoran juga akan melakukan sertifikasi serupa.
Wishnutama Kusubandio dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat, mengatakan saat ini sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting untuk industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.
Baca Juga: Menggemaskan! Seperti Ini Potret Dulu dan Sekarang Anggota BTS
Menurutnya, upaya ini dilakukan agar dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan. Karena, sertifikasi ini sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan CTTI, serta Kementerian Kesehatan.
Sebelumnya, Kemenparekraf telah melaksanakan program sertifikasi CHSE gratis bagi industri pariwisata di 34 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Nikah Langsung Dapat 3 in 1 Dokumen Oleh Disdukcapil Indramayu
Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores, Shana Fatina, menuturkan kedepan wisatawan tidak perlu khawatir untuk datang ke Labuan Bajo, karena saat ini pelaku usaha hotel dan restoran sedang dalam proses sertifikasi CHSE.