Selamatkan 200 Naskah kuno Indramayu, Ini Sosok Penyelamatnya

- 28 Desember 2020, 13:15 WIB
Ki Tarka Sutarahardja, Pelestari 200 Naskah Kuno Asal Indramayu
Ki Tarka Sutarahardja, Pelestari 200 Naskah Kuno Asal Indramayu /Abdullah Maulani/PPIM UIN Jakarta//PPIM UIN Jakarta

UTARA TIMES - (28/12) Di Indramayu terdapat seorang pelestari naskah kuno di Indonesia ia adalah Ki Tarka Sutarahardja.Seperti diketahui pria asal Indramayu Jawa Barat itu dalam 25 terakhirnya telah menyelamatkan 200 manuskrip Indramayu.

Kemudian pria yang kerap disapa Ki Tarka itu menuturkan perannya dalam menyelamatkan naskah kuno tersebut dilandasi tembang yang pernah dinyanyikan kakeknya dulu.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta, 28 Desember 2020: Elsa Ancam Balik Aldebaran!

“Ketika remaja, saya seringkali mendengarkan kakek melantunkan berbagai tembang wawacan dalam acara Bobotan, ritual syukuran hasil panen di Indramayu.

“Senandung wawacan itu hingga kini masih terngiang di telinga saya,” tutur Ki Tarka dikutip dari PikiranRakyat-Indramayu.com.

Ki Tarka membagikan kisahnya dalam “Webinar Series on Indonesian Digitised Manuscripts” bertajuk “Digitalisasi, Mendampingi Masyarakat Merawat Manuskrip Nusantara”.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Leeds vs Burnley 1-0, Tim Tamu Anggap Wasit Tak Adil

Webinar itu diadakan PPIM UIN Jakarta melalui program DREAMSEA. Program itu terselenggara berkat kerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) beberapa saat lalu.

“Salah satu upaya kami adalah pendirian Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Cikedung, Indramayu,” tutur Ki Tarka.

Sanggar tersebut telah mengadakan program dengan sejumlah lembaga demi upaya penyelamatan naskah yang dimiliki masyarakat Indramayu.

Baca Juga: Tablet Mulai Laris Kembali, Apple Tawarkan iPad Entry Level Dengan Harga Rp 4,2 Jutaan, Ini Fiturnya

Di antara lembaga itu adalah Pemerintah Kabupaten Indramayu, Balai Litbang Agama Jakarta, Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Puslitbang Lektur Kementerian Agama RI, dan Perpustakaan Nasional RI.

“Pada tahun 2018, berkat PPIM dan Manassa melalui program DREAMSEA, kami bisa membantu 11 orang masyarakat yang menyimpan puluhan manuskrip untuk melestarikannya dengan cara didigitalkan,” tuturnya.

Ki Tarka mengaku perlu menyesuaikan diri dengan karakter masing-masing pemilik naskah yang aneh maupun unik. Ia perlu mendapatkan kepercayaan mereka untuk bisa melestarikan naskah kuno tersebut.

Baca Juga: Jadwal Program Belajar Daring Dari Kemendikbud, Senin 28 Desember 2020

“Kuncinya adalah kita harus mengenal pemilik naskah, profesinya, kebiasaannya, dan orang di sekelilingnya.

“Dengan demikian, kita akan lebih mudah masuk untuk memberikan pemahaman bahwa naskah adalah warisan luhur nenek moyang yang harus dibaca, dilestarikan, dan diamalkan isinya,” ujarnya.

Ki Tarka pun mengajak berbagai pihak untuk turut melestarikan tradisi pembacaan naskah kuno di tengah masyarakat.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Wolves vs Tottenham 1-1, The Lillywhites Gagal Mendekat ke Puncak

“Dengan melestarikan tradisi pembacaan manuskrip, itu artinya manuskrip tersebut membawa manfaat nyata di tengah masyarakat.

“Di Indramayu ada tradisi Bujanggaan dan Bobotan yang membaca manuskrip Wawacan Yusup. Akhirnya, masyarakat berpartisipasi aktif melestarikan warisan budayanya sendiri,” ungkapnya.

Artikel ini pernah tayang pada Indramayu.pikiran-rakyat.com dengan judul Mengenal Ki Tarka Sutarahardja, Pelestari 200 Naskah Kuno Asal Indramayu (Jauhari/IndramayuPR)***

Editor: Nur Umar

Sumber: indramayu.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah