Selain itu John Dewey (2004: 4-6) mengatakan bahwa pendidikan tidak lain adalah hidup itu sendiri. Hidup ini bukan hanya perkara hidup personal tapi secara luas menyangkut kehidupan masyarakat itu juga.
Baca Juga: Jabar Gandeg Dian Sastro Jadi Duta Patriot Desa
Baca Juga: Misi Mendalam Zionisme, Diaspora Gerakan Politik Merebut Palestina sebagai Tanah Air
Karena itu pendidikan adalah sebuah keniscayaan dan berlangsung secara alami, berfungsi sosial lantara berlangsung dalam masyarakat itu sendiri, memiliki nilai dan makna membimbing lantaran kebiasaan hidup generasi lama yang berbeda dengan generasi baru serta menjadi tanda perkembangan peradaban suatu masyarakat.
Baca Juga: Pengembangan Labuan Bajo Dari CHSE Kedepan Menuju Wisata Berbasis Teknologi Digital
Menjelanjutkan penjelasan di atas mengenai definisi pendidikan dapat dikembangkan dari kedua ahli tersebut, bahwa pendidkan merupakan sebuah upaya menumbuhkan potensi melalui kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
Tujuannya agar manusia dapat berpikir secara rasional, bertindak dengan moral, bekerja dengan kolaboratif, komunikatif, dan kreatif.
Baca Juga: Usai Wamil, Taemin SHINee Berikan Banyak Kejutan Kepada Para Penggemar
Pandangan itu diperkuat oleh pendapat Ki Hajar Dewantara. Menurutnya tujuan dilakukannya proses pendidikan adalah untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya” (Dewantara, 1961: 20).
Kekuatan kodrat yang dimaksud adalah sebuah potensi keunggulan dalam diri manusia, sehingga dia dapat menjamin keselamatan dan kebahagiaannya melalui kemampuan dan pengetahuan yang dia miliki.