Lupa Cara Bikin Pantun ? Berikut Ini Cara Buat Pantun Pecah!

- 11 November 2020, 16:51 WIB
Ilustrasi membaca resep buat pantun
Ilustrasi membaca resep buat pantun /Pixabay

Namun, dalam beberapa hal oleh masyarakat modern kita, terkadang bentuk pantun yang dibuat tidak sesuai dengan konvensi yang ada. Hal tersebut kerap kali terjadi dalam berbagai macam media hiburan.

Contoh pola berikut yang bukan merupakan pantun namun sering dianggap sebagai pantun “Buah Nangka, Buah Kedondong, godain aku dong” atau “ikan hiu makan tomat, I love you so much”.

Baca Juga: Sandwich Makanan Praktis Sebagai Bekal Setiap Saat, Begini Asal Mulanya

Kedua contoh teks tersebut memang menjadi sebuah gurauan namun orang kebanyakan menganggap itu sebuah pantun sehingga beramai-ramai membuat pola seperti itu.

Padahal, filosofi pantun sebagai warisan budaya memiliki khas dan menjadi representasi karakteristik kelompok masyarakat penggunanya. Misal dalam pantun Betawi, isi pantunnya menggambarkan kesan ceplas-ceplos, terbuka, dan egaliter pada orang Betawi.

Baca Juga: Jokowi Sampaikan Masih Mengupayakan Vaksin Merah Putih dan GeNose tangani Covid-19

Sampiran yang digunakan oleh pantun dalam beberapa daerah di Nusantara juga memiliki hubungan semantis dengan larik isi yang disampaikan sehingga terkesan tidak asal membuat.

Kesalahan demikian terjadi karena begitu dekatnya pantun dengan kehidupan bermasyarakat kita sehingga hal tersebut kurang ditelaah lebih jauh mengenai fungsi, peran, dan estetikanya.

Baca Juga: Kemenkop UMKM Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional

Namun, warisan budaya pantun perlu kita banggakan sebagai bangsa yang memiliki keragaman budaya yang luar biasa.***

Halaman:

Editor: Anas Bukhori

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x