UTARA TIMES - Setelah dua tahun absen, Pasar Rakyat Sekaten Yogyakarta akan kembali digelar pada 16 September - 16 Oktober 2022.
Diselenggarakan sebagai rangkaian memperingati Maulud atau Maulid Nabi Muhammad, Sekaten punya ciri khas Grebeg Maulud.
Grebeg Maulud yakni mengiring-iringkan sejumlah gunungan yang berisi kebutuhan pangan untuk kemudian diperebutkan rakyat.
Tidak hanya itu, di Sekaten Yogyakarta yang berlangsung selama 40 hari, juga terdapat pasar malam yang juga selalu dinanti-nanti oleh masyarakat Jogja.
Lokasi Pasar Rakyat Sekaten Yogyakarta 2022
Baca Juga: Kapan Hari PMI 2022? Berikut Jawaban dan Sejarah lahirnya di Indonesia
Pasar Rakyat Sekaten tahun ini tidak lagi diselenggarakan di Alun-alun halaman Kraton Yogyakarta.
Melainkan, kali ini Pasar Rakyat Sekaten 2022 akan berlangsung di lahan bekas Kampus STIEKER Yogyakarta yang berada di Jalan Parangtritis KM 3, Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul.
Sejarah Perayaan Sekaten
Mengutip laman Pemprov Jogja, awal mula adanya Sekaten yaitu sejak masa kerajaan-kerajaan Islam di tanah Jawa yang melakukan syiar agama melalui kesenian gamelan.
Baca Juga: Kapan Hari Palang Merah Indonesia 2022? Berikut Jawabannya Lengkap Dengan Sejarah Berdirinya
Syiar agama melalui pendekatan kesenian gamelan itu ternyata efektif, utuk memikat masyarakat untuk hadir dan mendengarkan ajaran agama.
Pendapat lain mengatakan bahwa Sekaten berasal dari kata Sekati, yaitu nama dari dua perangkat pusaka Kraton berupa gamelan yang disebut Kanjeng Kyai Sekati yang ditabuh dalam rangkaian acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.
Ada juga penjelasan bahwa Sekaten berasal dari kata suka dan ati (suka hati, senang hati) menggambarkan orang-orang menyambut hari Maulud tersebut dengan perasaan syukur dan bahagia.
Baca Juga: Ridwan Kamil Masuk Daftar Bursa Capres 2024 Lewat PAN, Gubernur Jabar: Alhamdulillah, Respon saya
Selain itu, ada pendapat bahwa Sekaten berasal dari kata syahadataini, dua kalimat dalam Syahadat Islam (Asyhadu alla ila-ha-ilallah) yang berarti "saya bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah" dan syahadat rasul (Waasyhadu anna Muhammadarrosululloh), yang berarti "saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah".
Mengutip penelitian yang dilansir laman Pemprov Jogja, upacara inti Sekaten dilangsungkan selama 7 hari, yaitu dari tanggal 5 – 11 Bulan Mulud atau Rabiul Awal.
Pada tanggal 5 Rabiul awal, mulai pukul 16.00 - 23.00 WIB gamelan mulai dibunyikan sebagai pertanda dimulainya upacara Sekaten.
Lalu setelah pukul 23.00 WIB, gamelan dipindahkan ke pagongan di halaman Masjid Besar.
Selama di pagongan, gamelan sekaten dibunyikan pada siang dan malam hari, kecuali di waktu salat.
Selanjutnya, Sri Sultan bersama pengiringnya datang ke serambi Masjid Besar untuk mendengarkan pembacaan riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan tanggal 11 Rabi’ul Awal mulai pukul 20.00 – 23.00 WIB.
Tahap terakhir, yaitu pengembalian gamelan dari halaman Masjid Besar ke Keraton, yang dilakukan setelah upacara pembacaan riwayat kelahiran nabi.
Meski begitu, Pasar Rakyat Sekaten terus berlangsung sampai seminggu lebih lama. Kemudian, keesokan harinya, tanggal 12 Maulud dilangsungkan upacara Grebeg.***