Network
“Perayaan kemewahan ini bukan cuma terbentang di kanal video mereka, tapi juga meliputi media terhadap perilaku mereka yang penuh show.” Ujarnya.
Hal itu cukup memalukan serta membahayakan bagi seorang pakar komunikasi Indonesia.
Dosen yang mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini menilai bahwa radikalisme keagamaan jelas adalah ancaman buat Indonesia.
Namun gaya hidup mewah orang-orang kaya yang dipertontonkan kepada rakyat luas juga adalah sebuah ancaman.
Baca Juga: Diduga Bom, Ada Tas Misterius Berisi Rangkaian Baterai dan Kabel di Depan Kantor DPRD Kota Kediri
Setidaknya ada 3 persoalan menurut Ade Armando. Pertama, adalah teladan yang salah tentang keunggulan yang hendak dicapai kalau kita hendak bekerja keras.
Beliau memberi contoh dari Atta dan kawan-kawan bahwa keberhasilan diukur berdasarkan barang-barang mewah yang dimiliki. Apalagi barang-barang tersebut adalah barang-barang impor yang minim sekali manfaatnya bagi ekonomi bangsa.
Kedua, contoh tersebut adalah contoh yang salah tentang bagaimana tentang bagaimana sebaiknya membelanjakan uang setelah bekerja keras.
Dalam hal tersebut, beliau menilai bahwa ketimpangan antara kaya dan miskin masih tinggi.
Baca Juga: Surat Edaran MUI Kota Bandung Tentang Pelaksanaan Ibadah di Bulan Ramadhan 2021
